BEM SI Ultimatum Gelar Demo Lebih Besar 28 Oktober Jika Jokowi Tak Terbitkan Perppu

BEM SI menuntut Presiden Jokowi segera menerbitkan Perppu untuk membatalkan pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 21 Okt 2020, 01:10 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 01:10 WIB
Potret Aksi Mahasiswa Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja
Massa aksi demo saat menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja sekaligus refleksi satu tahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/20/2020). Aksi ribuan pengunjuk rasa dari berbagai elemn berjalan aman. (merdeka.com/ Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Massa mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengultimatum akan menggelar aksi demo lebih besar pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang.

Aksi demo akan digelar lagi jika tuntutan mereka agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) untuk mencabut pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) tak dihiraukan.

"Apabila bapak presiden tidak dapat melakukan hal tersebut dalam jangka waktu 8x24 jam sejak ultimatum dilakukan, maka akan ada gerakan besar dari mahasiswa seluruh Indonesia tepat pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020," kata Koordinator BEM SI, Remy Hastian di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (20/10/2020).

Remy menyampaikan kekecewaannya terhadap Presiden Jokowi lantaran tak menemui mahasiswa yang menggelar demo tolak RUU Cipta Kerja.

Remy menyatakan, aksi ini murni untuk menyuarakan keresahaan masyarakat atas RUU Cipta Kerja, bukan seperti yang dinarasikan Presiden Jokowi bahwa demo yang bergulir akibat informasi hoaks atau disinformasi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sakiti Perjuangan Masyarakat

Mahasiswa mulai mendatangi kawasan patung kuda, Jakarta untuk demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja, Selasa (20/10/2020).
Mahasiswa mulai mendatangi kawasan patung kuda, Jakarta untuk demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja, Selasa (20/10/2020). (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Menurut Remy, tudingan Presiden Jokowi justru justru menyakiti perjuangan masyarakat.

"Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa perjuangan masyarakat terhadap UU Cipta Kerja dilatarbelankangi adanya disinformasi. Sikap tersebut menyakitkan hati," ujar dia.

Usai membacakan ultimatum tersebut, massa dari BEM SI perlahan-lahan membubarkan diri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya