Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 kembali menyampaikan perkembangan terkini kasus Corona di Indonesia.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito.
Salah satunya Wiku melaporkan, kasus kematian karena virus Corona naik sebesar 35,6 persen dalam sepekan terakhir.
Advertisement
Data tersebut merupakan perbandingan antara periode 23 sampai 29 November 2020 dengan 16 sampai 22 November 2020.
"Angka kematian pada pekan ini mengalami kenaikan sebesar 35,6 persen atau dari 626 menjadi 835 kematian dalam satu minggu," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, dalam konferensi pers, Selasa, 1 Desember 2020.
Meski begitu menurut Wiku, persentase kesembuhan Covid-19 dalam sepekan terakhir juga meningkat. Peningkatan itu sebesar 6,1 persen.
"Angka kumulatif kesembuhan di level nasional pada pekan ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya sebesar 6,1 persen, atau dari 24.627 menjadi 26.136 orang," ucap Wiku.
Berikut deretan perkembangan terkini kasus Corona di Indonesia disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito dihimpun Liputan6.com:
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kasus Kematian Meningkat
Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan, kasus kematian karena virus corona naik sebesar 35,6 persen dalam sepekan terakhir.
Data ini merupakan perbandingan antara periode 23 sampai 29 November 2020 dengan 16 sampai 22 November 2020.
"Angka kematian pada pekan ini mengalami kenaikan sebesar 35,6 persen atau dari 626 menjadi 835 kematian dalam satu minggu," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, dalam konferensi pers, Selasa, 1 Desember 2020.
Â
Advertisement
Jateng Tertinggi Kasus Kematian di Indonesia
Wiku memaparkan, Jawa Tengah mencatat kenaikan kasus kematian Covid-19 tertinggi di Indonesia, yakni naik sebesar 134,1 persen dari 82 menjadi 192 kasus kematian Covid-19.
"Disusul Jawa Timur naik 67,2 persen dari 134 menjadi 224 kasus kematian. Banten juga mengalami peningkatan cukup tinggi yakni 17 kali lipat dari 0 menjadi 17 kasus kematian," kata dia.
Lalu, lanjut dia, Kalimantan Timur naik 8 kali lipat dari 2 menjadi 18 kasus kematian. Kemudian Kepulauan Riau naik 4 kali lipat dari 3 menjadi 15 kasus kematian.
Â
Fasilitas Kesehatan Belum Maksimal
Menurut Wiku, peningkatan kasus kematian disebabkan perawatan terhadap pasien positif Covid-19 di fasilitas kesehatan belum maksimal.
"Saya meminta kepada daerah yang mencatat kenaikan kasus kematian untuk mengevaluasi penanganan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan," terang dia.
Wiku juga meminta kepala daerah lima provinsi yang mengalami peningkatan kasus kematian segera memetakan masalah yang menghambat upaya penanganan pasien Covid-19.
"Jika mengalami kendala, kepala daerah harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan Satgas pusat," ucap Wiku.
Â
Advertisement
Persentase Kesembuhan Naik
Meski begitu, Wiku mengatakan, persentase kesembuhan Covid-19 dalam sepekan terakhir meningkat sebesar 6,1 persen.
"Angka kumulatif kesembuhan di level nasional pada pekan ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya sebesar 6,1 persen, atau dari 24.627 menjadi 26.136 orang," kata dia.
Data ini merupakan perbandingan antara periode 23 sampai 29 November 2020 dengan 16 sampai 22 November 2020.
Ada lima provinsi yang mencatat kenaikan kasus sembuh Covid-19 tertinggi. Pertama, Jawa Barat meningkat sebesar 1.832. Kedua, Jawa Tengah meningkat 957. Ketiga, Kepulauan Riau meningkat 532. Keempat, Jawa Timur meningkat 490. Terakhir, Banten meningkat sebesar 449.
"Saya sampaikan apresiasi kepada 5 provinsi dengan peningkatan kesembuhan tertinggi atas kerja kerasnya, khususnya dalam upaya perawatan," ucap Wiku.
Meski demikian, lima provinsi di Indonesia melaporkan angka kesembuhan Covid-19 masih rendah. Yakni, Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah, Papua dan Kalimantan Utara.
"Kami imbau agar provinsi-provinsi ini agar bisa mengoptimalkan upaya pengendalian Covid-19, mulai dari memasifkan testing dan tracing. Pastikan juga bahwa upaya treatment berjalan dengan baik dan sesuai standar, sehingga peluang kesembuhan akan meningkat," tutup Wiku.
Â
Minta Pemda Evaluasi Protokol Kesehatan
Mengingat kasus Covid-19 di Jakarta dan Jawa Tengah melonjak, maka Wiku meminta pemerintah daerah (pemda) setempat melakukan evaluasi protokol kesehatan.
Menurut dia, peningkatan kasus Covid-19 dapat dicegah melalui kedisiplinan yang tinggi terhadap protokol kesehatan. Dia menegaskan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan pemda terkait pengendalian Covid-19.
"Satgas meminta kepada kepala daerah untuk mengevaluasi implementasi protokol kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama. Sekaligus penegakan disiplin terkait protokol kesehatan yang dilakukan Satgas di daerah," pinta Wiku.
"Kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Satgas Daerah untuk memastikan, bahwa kasus Corona dapat dikendalikan," sambung dia.
Menurut Wiku, keputusan menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah wewenang masing-masing daerah. Kondisi yang ada menjadi refleksi dan evaluasi dari pimpinan daerah untuk melakukan kebijakan yang paling tepat.
"Tentunya harus mempertimbangkan dampak yang dihasilkan terhadap berbagai sektor. Hal yang harus diingat bahwa pandemi Covid-19 merupakan permasalahan kesehatan yang berdampak luas ke berbagai sektor. Sehingga penanganan yang dilakukan juga harus bersifat multisektor. Penanganan Covid-19 harus betul-betul dengan prinsip kehati-hatian dan memerhatikan segala aspeknya," papar Wiku.
Â
Advertisement
Tegaskan Sinkronisasi Data Terus Dilakukan
Terkait perbedaan data Covid-19 antara pemerintah daerah dan pusat, Wiku menegaskan bahwa saat ini sedang ada sinkronisasi data. Menurut dia, proses sinkronisasi data Covid-19 membutuhkan waktu.
Adanya proses sinkronisasi, lanjut Wiku Adisasmito, menyoal pengumpulan dan validasi data yang jumlahnya besar.
"Perlu diingat, langkah ini merupakan upaya penyempurnaan agar data yang dikumpulkan dapat konsisten dari waktu ke waktu dan menjadi alat navigasi yang baik," kata Wiku.
"Tujuannya, agar kita selalu melihat perkembangan dan mengambil langkah kebijakan yang tepat dan terukur," sambung dia.
Terkait data Covid-19, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tengah melakukan koordinasi dengan masing-masing daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Pemerintah daerah pun diimbau agar berkoordinasi dengan Kemenkes.
"Kami meminta kepada pemerintah daerah menghubungi Kementerian Kesehatan. Agar data Covid-19 betul-betul sinkron dan sama serta menjadi alat navigasi bersama," Wiku menegaskan.
Â
(Muhammad Sulthan Amani)
Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19
Advertisement