Mahathir Mohamad: Rakyat Salah Artikan Demokrasi

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad berpendapat rakyat masih salah mengartikan demokrasi dengan kebebasan seperti demonstrasi.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Nov 2012, 16:38 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2012, 16:38 WIB
mahatir-tentang-demokrasi-121108c.jpg
Liputan6.com, Jakarta: Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad mengatakan hampir semua negara di dunia saat ini menerima sistem demokrasi. Namun, menurut Mahathir Mohammad masih banyak yang kurang faham arti sebenarnya demokrasi.

"Dalam demokrasi ada kebebasan yang bermacam-macam dan rakyat sering memaknai demonstrasi sebagai bagian dari kebebasan," ujar Mahathir dalam kuliah umum di Kampus Universitas Mercu Buana, Jakarta, Kamis (8/11).

Mahathir mengingatkan banyaknya demonstarsi yang banyak dilakukan rakyat dan pekerja bisa membuat negara kehilangan daya saing. Hal itu juga bahkan bisa membuat pembangunan ekonomi terhambat. Ia menambahkan jika di sejumlah negara maju yang rakyatnya sudah dewasa dalam berdemokrasi, penerapan kebebasan tak bermasalah. Namun, hal ini berbeda di negara-negara berkembang.

"Kebebasan diartikan oleh banyak serikat buruh sebagai kenaikan upah sepanjang tahun. Jika ini terjadi maka negara tidak punya daya saing dalam hal ekonomi," jelas pria kelahiran 20 Desember 1925 itu.

Menurut pria yang pernah berkuasa di negeri Jiran selama 22 tahun ini, jika ingin dapat manfaat demokrasi rakyat harus mengerti batasan kebebasan. Sebab jika salah diartikan bisa menghambat pembangunan.

"Ekonomi Eropa sedang turun, saatnya Asia mengambilalih dan meningkatkan daya saing ekonomi," ujar Mahatir.

Selain Rektor Universitas Mercu Buana Arissetyanto Nugroho dan Ketua Yayasan Mercu Buana Probosutejo, acara kuliah umum ini juga dihadiri putri mantan Presiden Soeharto Siti Hardijanti Rukmana.(ADI/AIS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya