Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, meminta pemerintah memberikan vaksin Covid-19 dosis ketiga kepada tenaga kesehatan.
Kementerian Kesehatan mengatakan, usul vaksin Covid-19 dosis ketiga untuk nakes harus melalui sejumlah tahap sebelum dapat terealisasi. Mulai dari uji klinis hingga pemerintah harus menunggu rekomendasi dari para ahli dan organisasi profesi kesehatan.
"Kita tunggu hasil uji klinis serta rekomendasi para ahli dan organisasi profesi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, kepada Merdeka, Minggu (4/7/2021).
Advertisement
Saat ini, lanjut dia, pemerintah fokus pada perluasan vaksinasi Covid-19. Upaya ini untuk menekan laju penularan Covid-19.
"Kita fokus pada perluasan penerima vaksin mengingat vaksin yang terbatas jumlahnya," ujar Nadia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harus Beda Vaksin
Sebelumnya, ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono meminta pemerintah memberikan vaksin Covid-19 dosis ketiga kepada tenaga kesehatan. Jenis vaksin Covid-19 untuk dosis ketiga ini harus berbeda dengan dosis kedua atau kombinasi.
"Pak Jokowi mohon lindungi nakes (tenaga kesehatan) kita dengan vaksinasi ketiga dengan vaksin berbeda, Pfizer atau Moderna, demi menyelamatkan nyawa nakes yang terdampak lonjakan kasus yang semakin tak terbendung," kata Pandu, Minggu (4/7/2021).
Alumni University of Pittsbrug Amerika Serikat ini mengatakan pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga dengan kombinasi sangat penting untuk membentuk kekebalan tubuh tenaga kesehatan.
"Kombinasi vaksin yang beda memberikan respons imun lebih baik," ujarnya.
Pandu kemudian menyinggung hasil studi di Inggris yang menunjukkan percampuran dua jenis vaksin Covid-19 yang berbeda menambah kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2 itu. Dua vaksin tersebut adalah AstraZeneca dan Pfizer. "Studi di UK (United Kingdom), kombinasi AZ (AstraZeneca) dan Pfizer sudah dipublikasi," ucap dia.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka
Advertisement