Top 3 News: Respons Partai Demokrat Terkait Pengecatan Pesawat Kepresidenan

Jubir DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra mengatakan selama tidak urgen dan membahayakan Presiden, maka pengecatan pesawat Kepresidenan bisa ditunda.

oleh Devira PrastiwiMaria FloraNafiysul QodarDelvira Hutabarat diperbarui 05 Agu 2021, 08:42 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2021, 08:37 WIB
Pesawat Kepresidenan Dicat Ulang Jadi Warna Merah/dok. Wikipedia
Pesawat Kepresidenan Dicat Ulang Jadi Warna Merah/dok. Wikipedia

Liputan6.com, Jakarta Keputusan pengecatan ulang pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dari warna biru putih ke merah putih menuai beragam tanggapan. Keputusan pemerintah tersebut dinilai kurang tepat di tengah negara saat ini tengah memerangi pandemi Covid-19.

Pengamant penerbangan, Alvin Lie salah satunya. Pengecatan pesawat Kepresidenan tersebut dinlai sebagai kegiatan pemborosan di saat keuangan negera yang sedang terpuruk.

Penolakan juga datang dari Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Dia menyebut tak ada urgensinya pemerintah saat ini melakukan pengecatan ulang untuk pesawat Kepresidenan.

Seperti halnya Alvin, Herzaky pun menyarankan agar uang tersebut lebih dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19. Atau disalurkan untuk para tenaga kesehatan dan pengadaan stok vaksin. Berita ini terpopuler pertama di top 3 news, Rabu, 4 Agustus kemarin.

Berita lain yang juga tak kalah menuai sorotan terkait kasus sumbangan anak mendiang Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel).

Sementara itu, prediksi Presiden Amerika Serikat Joe Biden terkait potensi Jakarta yang akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan juga banyak disorot pembaca Liputan6.com.

Menurut Pengamat Perkotaan, Yayat Supriatna, prediksi atas kondisi Jakarta tersebut telah lama digaungkan mengingat air tanah yang terus dieksploitasi secara besar-besaran.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Rabu, 4 Agustus 2021:

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Demokrat: Pesawat Kepresidenan Bila Tidak Dicat Membahayakan Nyawa Presiden?

Jokowi Berangkat ke Provinsi Lampung
Presiden Joko Widodo membalas hormat sebelum memasuki pesawat kepresidenan di Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (21/1). Jokowi bertolak ke Provinsi Lampung antara lain dalam rangka peresmian ruas Jalan Tol Trans Sumatera. (Foto: Biro Pers Setpres)

Partai Demokrat mempertanyakan keseriusan dan prioritas pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Juru Bicara DPP PD Herzaky Mahendra Putra menyatakan, keputusan mengecat pesawat kepresidenan di saat situasi sulit adalah bukti pemerintah tak tahu prioritas.

"Apakah penting dan prioritas mengecat pesawat kepresidenan saat ini? Apakah kalau tidak dicat saat ini, membahayakan nyawa presiden saat memakai? Anggaran terbatas, banyak utang, tapi malah memilih mengecat pesawat presiden daripada menambah stok oksigen atau stok vaksin gratis yang sangat bermanfaat untuk menyelamatkan sebanyak mungkin rakyat Indonesia," kata Herzaky dalam keterangannya, Selasa (3/8/2021).

Demokrat menilai, selama tidak urgen dan membahayakan presiden, maka penegecatan bisa ditunda dan anggaran digunakan untuk penanganan Covid-19.

Anggaran untuk pengecatan menurut Demokrat jauh lebih baik digunakan untuk nakes atau stok vaksin.

 

Selengkapnya...


2. 7 Fakta Terkini Kasus Sumbangan Rp 2 Triliun Anak Akidi Tio

Sosok Akidi Tio, Pengusaha yang Sumbang Rp 2 Triliun untuk Warga Terdampak Pandemi
Keluarga pengusaha bantu Rp 2 triliun bagi warga terdampak pandemi Covid-19. (Sumber: Merdeka.com/Irwanto)

Anak mendiang Akidi Tio bernama Heryanty dikabarkan akan memberikan sumbangan Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel).

Namun hingga saat ini, donasi anak mendiang Akidi Tio belum juga cair. Di tengah kisruhnya teka-teki kebenaran donasi tersebut, nama Haryanty juga disangkutpautkan dengan kasus dugaan penipuan yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Ditegaskan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, kasus yang menimpa anak Akidi Tio, Heryanty Tio, tak ada hubungannya dengan kejadian di Sumatera Selatan (Sumsel).

"Perlu saya tegaskan lagi di sini bahwa laporan ini sejak Februari 2020 tentang penipuan dan penggelapan. Jadi jangan disangkutpautkan dengan ada sedikit permasalahan yang ada di daerah Sumatera Selatan," ucap dia di Polda Metro Jaya, Selasa, 3 Agustus 2021.

Yusri menjelaskan, kasus dugaan penipuan yang dilakukan oleh Heryanty Tio kepada Ju Bang Kioh bermula saat mereka menjalan bisnis bersama-sama pada Desember 2018.

 

Selengkapnya...


3. HEADLINE: Prediksi Joe Biden Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi, Antisipasinya?

Jakarta Diprediksi Tenggelam
Aktivitas masyarakat di kawasan Cilincing, Jakarta, Selasa (2/8/2021). Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan wilayah Jakarta bagian Utara akan tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut imbas pemanasan global dan pencairan lapisan es. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

DKI Jakarta tengah disorot dunia. Hal itu menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyinggung potensi Jakarta tenggelam dalam 10 tahun ke depan.

Prediksi itu disampaikan Joe Biden dalam pidatonya di hadapan para pemimpin badan intelijen di AS pada 27 Juli 2021 lalu. Orang nomor satu di negara adidaya itu menyebut bahwa Jakarta terancam tenggelam akibat perubahan iklim yang tengah melanda dunia.

"Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" ujar Biden seperti dikutip dari situs resmi White House, whitehouse.gov pada Jumat (30/7/2021).

Ini bukan kali pertama Jakarta mendapat peringatan terkait potensi kehilangan daratan. Sejumlah riset yang dilakukan lembaga nasional dan internasional memperingatkan bahwa Ibu Kota Negara Indonesia terancam tenggelam akibat perubahan iklim.

Badan Penerbangan dan Antariksa AS, NASA sebelumnya telah melaporkan bahwa meningkatnya suhu global dan mencairnya lapisan es membuat sejumlah kota di pesisir pantai, seperti Jakarta terancam tenggelam akibat luapan air laut yang semakin tinggi.

Jauh sebelum NASA, lembaga nasional seperti tim peneliti geodesi dari Institut Teknik Bandung (ITB) hingga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sudah melakukan riset tentang penurunan permukaan tanah dan meningkatnya permukaan air laut di pesisir Jakarta.

Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin 95 persen wilayah Jakarta akan tenggelam pada 2050 mendatang.

 

Selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya