Liputan6.com, Tangerang Selatan - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan tetap akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah mulai September 2021, meski capaian vaksinasi untuk pelajar usia 12 tahun ke atas belum mencapai target 75 persen.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Taryono mengatakan, penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) menjadi hal utama dalam pelaksanaan sekolah tatap muka.
Baca Juga
"Kalau pun pada September belum tercapai (target 75 persen siswa tervaksin), itu enggak apa-apa, yang penting kita menjaga prokes," kata Taryono, Senin (30/8/2021).
Advertisement
Taryono juga menyatakan bahwa vaksinasi Covid-19 terhadap guru dan tenaga pendidik di Tangsel sudah hampir mencapai 100 persen.
Kini tersisa guru dan tenaga pendidik yang dalam masa kebal usai terpapar Covid -19 saja yang belum menerima vaksinasi corona.
"Guru dan tenaga pendidik sudah semua, tinggal siswa saja. Ada juga guru yang belum divaksin karena misalnya termasuk yang pernah terpapar, minimal 3 bulan setelah negatif. Makanya ada 1, 2 yang begitu. Makanya teman-teman yang belum divaksin mengajarmya dari rumah," kata Taryono.
Pemerintah Dorong Pembentukan Satgas Sekolah
Pemerintah mendorong sekolah di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-3 agar segera membentuk tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 tingkat sekolah untuk mendukung efektivitas Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Hal tersebut disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate. Dia mengatakan, peran Satgas Covid-19 di tiap satuan pendidikan penting untuk memperkuat pengawasan penerapan protokol kesehatan dan kebiasaan baru.
"Pemerintah mengarahkan sekolah di wilayah PPKM Level 1-3 meningkatkan kesiapan pembukaan PTM secara terbatas, karena ini penting untuk menekan risiko learning loss dan menjaga kualitas pembelajaran anak Indonesia," ujar Johnny melalui keterangan tertulis, Senin (30/8/2021).
Namun demikian, dia menegaskan, menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga agar sekolah tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19 yang baru saat PTM terbatas.
"Seiring kegiatan belajar mengajar yang terpaksa dilakukan secara jarak jauh selama pandemi, membuat risiko learning loss anak-anak semakin menguat. Dikhawatirkan, peserta didik tidak memperoleh pembelajaran yang optimal sehingga berakibat pada kemunduran akademis dan nonakademis," papar Johnny.
Meski demikian, lanjut dia, akselerasi pembukaan PTM terbatas harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Oleh karena itu, upaya perlindungan kesehatan bagi insan pelaku pendidikan dan keluarganya harus dioptimalkan.
"Selain percepatan vaksinasi bagi pendidik dan peserta didik, penerapan teknis pelaksanaan protokol kesehatan sesuai regulasi juga harus diperkuat. Untuk memastikan adanya pengawasan protokol kesehatan ini, pemerintah mendorong satuan pendidikan di wilayah PPKM level 1-3 segera membentuk Satgas Covid-19 tingkat sekolah untuk mendukung efektivitas PTM secara terbatas," tegas Johnny.
Advertisement