4 Respons BNPT soal Peringatan Jepang Terkait Potensi Aksi Teror di Indonesia

Kepala BNPT Boy Rafli Amar memaklumi kekhawatiran Jepang. Namun begitu, dia menyatakan Pemerintah Indonesia selama ini telah melakukan pencegahan terorisme dan penegakan hukum.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2021, 15:42 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2021, 15:42 WIB
BNPT
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar angkat bicara, mengenai kabar peringatan adanya aksi teror di Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang dirilis Pemerintah Jepang untuk warganya.

Boy mengaku paham akan kekhawatiran pemerintah Jepang terkait isu terorisme ini. Dirinya menyatakan kalau kewaspadaan perlu ditingkatkan guna mengantisipasi terjadinya aksi teror tersebut.

"Perlunya kewaspadaan bersama, karena jaringan terorisme terus berupaya untuk melaksanakan aksinya di ruang publik," tutur Boy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/9/2021).

Selain itu, Boy juga menyatakan kalau pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan pemerintah Jepang untuk mengetahui lebih lanjut soal kebenaran kabar tersebut.

"Kita sedang membuka komunikasi masalah ini. Karena kebetulan Jepang memiliki duta besar tersendiri untuk masalah anti terornya," kata Boy di gedung parlemen, Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Berikut merupakan sederet respons BNPT soal kabar Jepang rilis peringatan warganya terkait teror di Asia Tenggara, yang telah dirangkum oleh Liputan6.com:

1. Indonesia Sudah Melakukan Pencegahan

Kepala BNPT Boy Rafli Amar memaklumi kekhawatiran Jepang. Namun begitu, dia menyatakan pemerintah Indonesia selama ini telah melakukan pencegahan terorisme, penegakan hukum, dan kerja sama internasional sesuai mandat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018.

Menurut Boy Rafli, BNPT sejak awal terus melakukan upaya pencegahan aksi terorisme lewat kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi. Keseluruhannya pun melibatkan masyarakat, baik itu akademisi, praktisi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

"Preventive justice telah dilakukan. Sejak bulan Januari 2021 sampai September 2021 sebanyak 320 orang lebih telah ditindak oleh Densus 88. Secara kuantitas, aksi teror di Indonesia berkurang," jelas dia.

2. Kerjasama dengan Negara Sahabat

Boy juga mengungkapkan bahwa pihaknya bekerjasama dengan negara sahabat maupun organisasi kawasan dan internasional dalam rangka melindungi Indonesia dari ancaman terorisme global.

"Melalui upaya ini artinya BNPT melakukan penanggulangan dari hulu ke hilir," Boy Rafli menandaskan.

3. Buka Komunikasi denganJepang

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga tengah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Jepang melalui duta besar yang ada Indonesia.

Seperti diketahui Pemerintah Jepang memperingatkan warganya yang berada di negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia terkait potensi serangan terorisme.

MenurutBoy, pihaknya ingin mengetahui lebih lanjut apa yang mendasari Pemerintah Jepang sampai membuat peringatan teror akan serangan terorisme.

"Kita sedang berusaha untuk mendalami lebih lanjut indikasi apa yang mereka pakai dalam menentukan masalah ini," jelas Boy.

4. Imbauan Jepang Dinilai Positif

Boy pun menilai positif imbauan pemerintah Jepang tersebut. Ia melihat hal itu sebagai informasi penting bagi Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi terorisme.

"Tapi yang terpenting kita tetap waspada, karena sifat dari kejahatan terorisme itu ya bisa terjadi kapan saja, di mana saja, melibatkan siapa saja menjadi korban, maupun pelaku," jelas dia.

BNPT juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kejahatan terorisme dan meminta ikut berperan untuk memutus perekrutan pelaku teror.

"Kita waspada jangan sampai kita menjadi korban. Kita waspada jangan sampai ada di lingkungan kita terekrut menjadi anggota jaringan terorisme," ujar Boy.

 

Deni  Koesnaedi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya