Tren Kasus Covid-19 Naik di 20 Daerah, Pemerintah Minta Masyarakat Disiplin Prokes

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengungkap ada tren kenaikan kasus Covid-19 di 20 kabupaten/kota selama tujuh pekan terakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Nov 2021, 13:22 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2021, 18:51 WIB
Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) pada layar pemantau di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Sampai hari ini, Posko COVID-19 DKI Jakarta terlah dihubungi 3.580 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengungkap ada tren kenaikan kasus Covid-19 di 20 kabupaten/kota selama tujuh pekan terakhir. Dia pun meminta masyarakat tak lengah dan tetap mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun di wilayah masing-masing.

Hal ini, lanjut dia, berdasar data Kementerian Kesehatan per 28 Oktober 2021. Kenaikan terjadi di beberapa lokasi seperti, Kabupaten Nagan Raya (Aceh), Kepulauan Meranti (Riau), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota Depok dan Kota Bekasi (Jabar), serta Kota Surakarta (Jateng).

"Kenaikan kasus Covid-19 di daerah-daerah harus jadi perhatian bersama karena ini sudah memasuki fase jelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru)," ucap Johnny dalam siaran tertulisnya, Minggu (31/10/2021).

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi gelombang baru Covid-19.

"Kenaikan kasus sekecil apapun, adalah bukti bahwa virus COVID-19 masih hidup di sekitar kita. Jangan sampai kita mengendorkan protokol kesehatan, karena setiap kelengahan dapat memicu kembali terjadinya proses transmisi dan lonjakan kasus,” kata Johnny.

Menurut dia, secara nasional, kasus aktif di Indonesia berada di titik rendahnya usai menurun selama 15 minggu. Namun, kondisi ini, bukan alasan untuk mengabaikan disiplin protokol kesehatan. 

"Angka kasus yang rendah ini perlu kita pertahankan agar tidak kembali meningkat," tegas Sekjen Partai NasDem tersebut.

 


Minta Pimpinan Daerah Aktif

Johnny menambahkan, belajar dari pengalaman tahun lalu, mobilitas masyarakat saat libur panjang cenderung meningkat dan berdampak pada lonjakan kasus.

Dia menekankan, peningkatan mobilitas seharusnya dibarengi dengan pengetatan ketaatan protokol kesehatan dari tiap individu, guna menekan risiko penularan.

Seluruh pimpinan daerah, kata dia, diharapkan bergerak lebih aktif memantau setiap parameter penanganan pandemi secara berkala agar bisa mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Parameter yang dimaksud seperti jumlah kasus aktif, positivity rate, dan bed occupancy ratio (BOR).

Tak hanya itu, lanjut Johnny, pemangku kebijakan di daerah serta seluruh elemen juga harus memperkuat cakupan vaksinasi, menggencarkantesting, tracing, treatment, dan penggunaan PeduliLindungi di berbagai tempat umum yang menjadi lokasi berkumpulnya masyarakat. Seperti mal, kafe, pasar, dan tempat wisata.

“Protokol kesehatan, vaksinasi, 3T, dan implementasi teknologi informasi tetap menjadi langkah intervensi penting sebagai antisipasi menekan risiko penularan Covid-19," ucapnya.

"Pemerintah juga akan terus mengevaluasi penerapan PPKM sebagai instrumen pengendalian COVID-19 di tiap daerah dan kami mengharapkan peran aktif masyarakat untuk mendukung kebijakan tersebut,” pungkas Johnny.

 

Reporter: Muhammad Genantan

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya