Menunda Muktamar ke-34 NU Dinilai Bisa Sejukkan Suasana

Gus Khayat yang merupakan Pimpinan Ponpes Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara teringat dua peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu hingga Jumat, 26 November 2021.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 28 Nov 2021, 21:21 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2021, 21:21 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menerima sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, Rabu (24/11/2021) malam.
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menerima sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, Rabu (24/11/2021) malam.

Liputan6.com, Jakarta Pertemuan Sembilan Kyai Sepuh Nahdlatul Ulama (NU) pada 24 November 2021 menghasilkan rekomendasi penundaan Muktamar ke-34 NU 2021 hingga Januari 2022. Hasil tersebut disampaikan ke ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Namun kemudian pada Jumat, 26 November 2021 kalangan Nahdliyin dikejutkan dengan keluarnya surat perintah Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar terkait dipercepatnya Muktamar ke-34 NU pada 17 Desember 2021. Sementara jadwal awal sendiri tercatat 23 Desember hingga 25 Desember 2021.

Terkait hal tersebut, Khayatul Makki atau Gus Khayat yang merupakan Pimpinan Ponpes Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara teringat dua peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu hingga Jumat, 26 November 2021.

"Kita melihat ada dua kejadian, pertama pertemuan kyai-kyai sepuh, sembilan kyai sepuh yang dihormati para Nahdliyin seluruh Indonesia. Dalam pertemuan tersebut sempat mendinginkan suasana karena ada imbauan-imbauan yang sifatnya mendamaikan, menyejukkan, dan sekaligus menegur kita semua yang terlalu hiruk pikuk dalam masalah muktamar ini," tutur Gus Khayat dalam keterangannya, Minggu (28/11/2021).

"Tidak lupa juga Habib Lutfi menyampaikan hal yang senada yaitu kiranya semua pihak untuk menurunkan tensi, menurunkan syahwat politik di dalam Muktamar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," sambungnya.

Gus Khayat menyebut, keluarnya surat perintah Rais Aam oleh Saifullah Yusuf atau Gus Ipul itu bukan merupakan keputusan bersama PBNU.

Namun, surat itu keluar diawali kontroversi rilis media oleh Gus Ipul yang menyampaikan bahwa Michtahul Akhyar adalah pemegang otoritas dan kekuasaan penuh di NU.

"Nah setelah disampaikan itu, beberapa saat keluarlah surat perintah dari Rais Aam sehingga siapa pun bisa menebak, siapa pun bisa melihat bahwa ini adalah bagian dari yang luar biasa dari oknum," jelas dia.

Atas dasar itu, Gus Khayat menyayangkan yang dilakukan oleh Gus Ipul. Jika tidak ada yang buka suara atas polemik tersebut maka artinya telah mengabaikan perpecahan yang terjadi di tubuh NU.

"Demi semata-mata syahwat politik dukung mendukung dalam muktamar," kata Gus Khayat.

 

Dukung Dimundurkan

Rencana mundurnya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang semestinya digelar 23 hingga 25 Desember 2021 di Lampung kembali ditegaskan oleh 9 kiai sepuh NU.

9 kiai sepuh ini menyampaikan hasil pertemuan masyayikh para ulama NU di Jakarta, Rabu, 24 November 2021.

Hasil kesepakatan masyayikh NU terkait diundurnya pelaksanaan Muktamar ke-34 NU ini dapat berlangsung dalam suasana kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan.

"Saya lebih suka tarik napas dan mundur. Alasannya agar panitia bisa lebih leluasa dan penyelenggaraan muktamar akan berlangsung lebih tertib," ujar Rais Syuriah PWNU Lampung Muhsin Abdillah dalam keterangannya, Kamis (25/11/2021).

Selain itu, menurut pimpinan Pondok Pesantren Darussa'adah ini, Muktamar ke-34 NU diundur agar pelaksanaannya nanti bisa lebih optimal. Muhsin menyebut, berdasarkan kesepatakan para ulama, Muktamar NU bisa digelar berbarengan dengan Hari Lahir ke 96 NU.

"Karena itu para masyayih (ulama) menyampaikan bahwa idealnya Muktamar ke 34 NU dilaksanakan pada akhir Januari 2022 bertepatan dengan Harlah NU ke 96," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya