Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dinilai kurang pas diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 karena elektabilitasnya sampai sejauh ini masih rendah. Padahal, dia memiliki kekuatan kapital dan jabatan mentereng.
Belakangan malah muncul nama mantan Bupati Purwakarta yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR asal Fraksi Partai Golkar, Dedi Mulyadi. Ini berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dipublikasikan pada Minggu (9/1/2022) lalu.
Baca Juga
"Artinya kalau Airlangga dikalahkan elektabilitasnya oleh seorang Dedi itu menguatkan penilain saya, bahwa Airlangga ini tidak layak untuk dijual," kata pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, Selasa (11/1/2022).
Advertisement
Hasil survei Indikator mengungkapkan, elektabilitas Dedi mencapai 1%, sedangkan Airlangga 0,1% saat responden ditanya secara spontan soal pilihan presidennya tanpa ada opsi nama (top of mind). Nama Dedi tidak pernah masuk bursa Capres sebelumnya.
Jamiluddin pun menyarankan Golkar segera melakukan penjaringan internal dengan mengadakan survei guna mengetahui pasti siapa kader yang pantas dijagokan pada Pilpres 2024.
"Kalau dilakukan survei, tentu lembaga survei yang kredibel yang diberi keluasan tanpa intervensi, maka diharapkan faksi-faksi Golkar dapat menerima. Tapi, kalau tidak, faksi-faksi itu akan muncul kembali dan itu akan membuat mereka hanya jadi penonton," ujarnya.
Menurut Jamiluddin, kegagalan Airlangga mengoptimalkan potensinya tersebut imbas dari caranya membangun pencitraan.
"Harusnya sebagai seorang pemimpin, dia itu harus menyesuaikan sesuai eranya. Era sekarang menginginkan pemimpin-pemimpin yang lebih cenderung informal, yang lebih dekat dengan publik. Jadi, dia tidak memasang jarak dengan masyarakat dan dia duduk santai duduk lesehan dengan masyarakat. Nah, hal-hal seperti itu tidak tergambar pada sosok Airlangga," tuturnya.
Politikus senior Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng mengatakan, Dedi Mulyadi mendapatkan perhatian publik lebih baik ketimbang Airlangga Hartarto. Alasannya, Dedi intens mempublikasi berbagai aktivitasnya terjun ke lapangan di media sosial.
Oleh karena itu, anggota Komisi XI DPR itu berpesan kepada Airlangga Hartarto dan juga tokoh-tokoh lainnya untuk bisa berbenah diri menaikkan elektabilitasnya.
"Kalau ada yang ingin jadi pemimpin dan masih di bawah (elektabilitasnya), ya, berubahlah gayanya supaya bisa menguber menjadi yang di atas. Semuanya, termasuk Pak Airlangga, karena ini fakta," urainya.