Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengingatkan Kementerian Kesehatan memperhatikan masa kedaluwarsa vaksin Covid-19 yang disebut jumlahnya mencapai jutaan.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini menyikapi pernyataan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR yang menyebutkan, ada 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 kedaluwarsa. Mayoritas vaksin kedaluwarsa tersebut merupakan donasi gratis dari negara-negara maju.
"Saya ingatkan agar vaksin yang diindikasikan akan kedaluwarsa terus dipelototi. Dan yang sudah kedaluwarsa harus segera dibuang. Cek satu-satu petanya dan jumlahnya berapa di masing-masing daerah," kata Cak Imin dalam keterangannya, Kamis (20/1/2022).
Dia juga mendorong masyarakat untuk tidak segan menanyakan masa kedaluwarsa vaksin yang bakal disuntikkan kepada petugas.
"Masyarakat juga perlu proaktif ya, tanyakan dulu status vaksinnya sebelum disuntikkan. Jaga-jaga siapa tahu petugasnya tidak perhatikan," jelas Cak Imin.
Wakil Ketua DPR Ini juga mendesak Kemenkes untuk segera mengevaluasi penyebab masih banyaknya vaksin yang belum digunakan dan akan memasuki tenggat waktu kedaluwarsa.
"Saya harap ada evaluasi menyeluruh soal vaksin ini. Kok bisa sampai 1,1 juta dosis belum terpakai, malah mau kedaluarsa. Jangan sampai ada ketimpangan dengan di luar Jawa. Ingat lho, masih banyak warga yang belum bisa vaksinasi dosis pertama dan kedua di luar Jawa," kata dia.
Vaksin Kedaluwarsa
Dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin membeberkan, ada 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 kedaluwarsa. Mayoritas vaksin kedaluwarsa tersebut merupakan donasi gratis dari negara-negara maju.
"Vaksin yang expired (kedaluwarsa) sampai Desember (2021) ada 1,121 juta dosis. Dari jumlah itu, 1,1 juta yang expired adalah donasi gratis, 98 persen donasi gratis," ungkap Budi Gunadi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, ditulis Kamis (20/1/2022).
Indonesia mendapatkan donasi merek vaksin COVID-19 paling banyak berupa AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Antara vaksin hasil donasi dan pembelian langsung pun bisa dibedakan, yang dapat dicek melalui barcode pada masing-masing vaksin.
Advertisement