4 Pernyataan Jokowi soal Kenaikan Harga Minyak Dunia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bicara soal kenaikan harga minyak dunia akibat perang Rusia dan Ukraina.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 12 Mar 2022, 18:09 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2022, 18:09 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers terkait Perkembangan COVID-19 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/1/2022) sore. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bicara soal kenaikan harga minyak dunia akibat perang Rusia dan Ukraina. Menurut dia, karena hal tersebut sejumlah negara menaikkan harga jual minyak kepada masyarakat.

Jokowi menjelaskan, harga minyak hanya USD 60 per barel pada 2020, namun kini bisa mencapai USD 130 per barel. Kendati begitu, dia mengatakan pemerintah masih menahan diri menghadapi kenaikan harga minyak akibat perang Rusia-Ukraina.

"Tambah perang harga naik lipat. Kita tahu 2020 minyak harganya hanya kira-kira USD 60 per barel. Hari ini kira-kira (USD) 115. Itu pun sebelumnya minggu lalu sudah di angka (USD) 130 (per barel). Dua kali lipat, semua negara harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga," kata Jokowi dalam Dies Natalis ke-46 UNS di Solo Jawa Tengah, Jumat 11 Maret 2022.

Meski begitu, Jokowi mengaku pemerintah masih menahan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri akibat kejadian tersebut.

"Kita di sini masih nahan-nahan. Bu Menteri (Keuangan) saya tanya gimana bu? Tahannya sampai berapa hari ini? Kita nahan-nahan terus," ucap dia.

Berikut 4 pernyataan Jokowi terkait naiknya harga minyak dunia akibat perang Rusia dan Ukraina dihimpun Liputan6.com:

 

1. Naik Dua Kali Lipat

Presiden Jokowi. (Foto: Dok. Instagram @jokowi)
Presiden Jokowi. (Foto: Dok. Instagram @jokowi)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut, harga minyak dunia mengalami kenaikan akibat perang Rusia dan Ukraina. Hal ini membuat sejumlah negara menaikkan harga jual minyak kepada masyarakat.

Jokowi menyampaikan, harga minyak hanya USD 60 per barel pada 2020, namun kini bisa mencapai USD 130 per barel. Kendati begitu, dia mengatakan pemerintah masih menahan diri menghadapi kenaikan harga minyak akibat perang Rusia-Ukraina.

"Tambah perang harga naik lipat. Kita tahu 2020 minyak harganya hanya kira-kira USD 60 per barel. Hari ini kira-kira (USD) 115. Itu pun sebelumnya minggu lalu sudah di angka (USD) 130 (per barel). Dua kali lipat, semua negara harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga," kata Jokowi dalam Dies Natalis ke-46 UNS di Solo Jawa Tengah, Jumat 11 Maret 2022.

 

2. Sebut Pemerintah Masih Tahan BBM Naik

Tangkapan layar Menko Luhut terlihat sibuk menelepon saat Presiden Jokowi berpidato
Tangkapan layar Menko Luhut terlihat sibuk menelepon saat Presiden Jokowi berpidato. (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Sekretariat Presiden)

Meski harga minyak dunia mengalami kenaikan, Jokowi mengaku pemerintah masih menahan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri akibat kejadian tersebut.

"Kita di sini masih nahan-nahan. Bu Menteri (Keuangan) saya tanya gimana bu? Tahannya sampai berapa hari ini? Kita nahan-nahan terus," ucap dia.

 

3. Jelaskan Harga Pangan Dunia Turut Naik

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi bocorkan kriteria penghuni ibu kota negara (IKN) Nusantara.

Selain krisis energi, menurut Jokowi, beberapa negara juga sudah mulai mengalami kelangkaan pangan. Jokowi menyebut, harga pangan dunia mengalami kenaikan dan Indonesia juga terkena dampaknya.

"Food price, harga pangan dunia naik semuanya. Gandum naik. Kita kena imbas, kedelai dunia naik," kata dia.

Jokowi menuturkan perang Rusia-Ukraina semakin membuat harga gandum menjadi naik. Pasalnya, 20 persen gandum berasal dari Ukraina sehingga beberapa terkena dampaknya.

"Kalau dilihat angka-angka waduh, di Rusia naik 12 persen, Amerika naik 6,9 persen, Turki 5,5 persen. Alhamdulillah kita masih di angka 3,4 persen. Tapi sampai kapan kita bisa menahan seperti ini?" kata Jokowi.

Tak hanya itu, dia menuturkan, saat ini juga terjadi kelangkaan kontainer. Kondisi ini membuat harga kontainer naik berkali-kali lipat sehingga harga jual barang melonjak.

"Artinya apa? Barang-barang logistik sampai ke konsumen pun karena terbebani harga kontainer yang naik menjadi juga dibeli lebih mahal. Efeknya ke mana-mana," ujarnya.

 

4. Tegaskan Inflasi Indonesia Masih Terkendali

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pembukaan Munas IX Korpri Tahun 2022 pada 28 Januari 2022. (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

Selanjutnya, kenaikan inflasi juga terjadi di beberapa negara. Namun, Jokowi bersyukur inflasi di Indonesia sejauh ini masih terkendali.

"Ini yang hati-hati mengelola Ekonomi saat ini. Ekonomi makronya dikelola, tapi mikronya tidak diperhatikan bisa buyar. Artinya apa? Kerja sekarang ini harus kerja detil. Kalau nggak detil, nggak akan menyelesaikan masalah. Untungnya inflasi negara kita masih terkendali dengan baik, masih 2,2," tutup Jokowi.

Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya