Liputan6.com, Jakarta Pj Gubernur Banten, Al Muktabar menyebut, ada 2.050 hewan ternak di wilayahnya yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK). Dan terbanyak, berada di wilayah Kota Tangerang.
"Sampai saat ini ada 2.050 hewan ternak terinfeksi PMK. Terbanyak ada di Kota Tangerang, sekitar ada 800an kasus. Makanya ini kita prioritaskan vaksin untuk sapi perah dan sapi potong," ujarnya.
Menurutnya, Kota Tangerang menjadi kota perlintasan distribusi hewan ternak, terlebih mendekati hari raya Idul Adha 1443 Hijriyah, diduga kuat menjadi alasan membludaknya angka PMK di sana.
Advertisement
"Kemarin ada peningkatan yang cukup tinggi, khususnya berkembang di Kota Tangerang. Tapi biasanya itu bagian dari lalu lintas sapi dari tata olah dagang," jelas Al Muktabar.
Kendati demikian, Muktabar meyakinkan kalau daging hewan yang terinfeksi PMK aman untuk dikonsumsi secara normal. Asal, daging tersebut diolah secara benar dan matang.
"Bahwa masyarakat tidak perlu panik, karena berdasarkan data analisis medis kesehatan bahwa itu tidak berefek ke manusia tentu harus diolah baik dan benar. Tingkat kesembuhannya pun sekarang tergolong tinggi yakni 42 persen," ujar Muktabar.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu (3/7/2022) gelombang ketiga kedatangan vaksin PMK mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dari Prancis. Al Muktabar mengatakan, membuka langsung boks yang berisi vaksin PMK tersebut di dalam peti kemas.
Imbas PMK, Harga Sapi Kurban Lokal Dibanderol Rp 40 Juta per Ekor
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menimpa hewan ternak turut mempengaruhi harga kambing dan sapi lokal untuk kurban di Hari Raya Idul Adha 2022. Bahkan, harga sapi kurban lokal bisa menyentuh Rp 40 juta per ekor.
Imam (28 tahun), salah seorang penjual kambing dan sapi ternak di kawasan BSD, Cisauk, Kabupaten Tangerang mengatakan, mayoritas hewan ternak jualannya kini merupakan spesies lokal.
Kecuali untuk beberapa kambing atau domba, yang ia dapatkan dari Garut, Jawa Barat.
"Sejak PMK kita jadi lokal semua. Tapi aman, dah divaksin semua," kata Imam kepada Liputan6.com, Senin (4/7/2022).
Imam sendiri menyediakan sekelompok kambing kurban dengan bobot 30-35 kg, dan dijual di angka Rp 3-3,5 juta per ekor. Lalu kambing dengan berat 50 kg, dan harga jual Rp 6,5 juta per ekor.
Sementara untuk sapi lokal miliknya dengan bobot 500-700 kg, itu dibanderol mulai dari Rp 28 juta per ekor. "Paling gede Rp 40 juta (per ekor)," katanya.
Imbas wabah PMK terhadap harga hewan kurban juga diamini Iyus (58 tahun), seorang penjual kambing ternak di kawasan Legok, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Advertisement
Stok Kambing
Iyus saat ini menyediakan stok kambing mulai dari bobot 35 kg (Rp 3 juta per ekor), sampai kambing dengan berat antara 60-70 kg (Rp 6,5-9 juta per ekor).
"Harganya naik banget dibanding dulu. Itu gara2 ada penyakit kuku (PMK). Tadinya yang 60 kg masih dijual Rp 5 juta (per ekor)," jelas dia.
Kendati begitu, ia bersyukur wabah PMK tidak terlalu mengganggu antusiasme masyarakat dalam membeli hewan kurban. Dia pun kerap meyakinkan calon pembeli, kambing miliknya bukan berasal dari Jawa Timur, provinsi dengan penyebaran virus terbesar.
"Alhamdulillah udah rame (pembeli). Tapi saya mah enggak pernah ambil dari Jawa Timur. Ini saya dari Sukabumi (Jawa Barat)," ucap Iyus.