Serukan Pesan Perdamaian dari Jeju, Megawati Minta Dunia Stop Berperang!

Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri meyakini, perdamaian dunia sudah sangat mendesak untuk diwujudkan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 15 Sep 2022, 16:33 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 16:33 WIB
Presiden Kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri
Presiden Kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri saat menghadiri Jeju Peace Forum 2022. (Dok. Tim Media PDI Perjuangan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri meyakini, perdamaian dunia sudah sangat mendesak untuk diwujudkan. Melalui forum internasional, Jeju Forum for Peace and Prosperity 2022, ibu dari Puan Maharani ini pun menyerukan kepada dunia agar hentikan segala bentuk perang di negara mana pun.

"Melalui Jeju Forum inilah, saya dan kita menyerukan bersama: tolonglah hentikan perang. Perang hanya akan menimbulkan derita kemanusiaan. Pesan perdamaian Jeju ini harus dikumandangkan," kata Megawati, seperti dikutip dalam siaran pers diterima, Kamis (15/9/2022).

Menurut Megawati, dunia sudah lelah dengan Perang Rusia-Ukraina yang masih belum usai. Ditambahi munculnya ketegangan baru di Selat Taiwan. Demikian halnya persoalan di kawasan Timur Tengah; ketegangan di Laut Tiongkok Selatan; dan tentunya masih mengingat betapa akibat bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki hingga upaya mewujudkan perdamaian di bumi Peninsula ini.

“Perdamaian dunia begitu mendesak di tengah berbagai persoalan geopolitik saat ini,” urai Putri Proklamator Ir. Soekarno ini.

Menurut Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) ini, peperangan besar telah mewarnai sejarah peradaban dunia. Misalnya, perang dunia I dan II menjadi contoh perang abad modern. Dua perang itu disebut menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan berkepanjangan.

"Bayangkan dari jumlah korban, Perang Dunia I sebanyak 10 juta meninggal dan 21 juta luka-luka. Perang Dunia II dengan korban 62,5 juta dari sekitar 50 negara yang terlibat. Dampak perang tentunya harus diingat sangatlah mengerikan. Belum lagi sejarah perang pada masa lampau," wanti Megawati.

Oleh karena itu, Megawati mengajukan pertanyaan kepada semua peserta Jeju Forum, apakah dengan berbagai perang tersebut, dunia masih dibutakan oleh ambisi atau hasrat membangun hegemoni suatu negara tanpa mengenal akhir.

"Lalu ke mana rasa kemanusiaan itu, dan kemana kearifan para pemimpin dunia sehingga perdamaian menjadi sulit diwujudkan?" tanya Megawati.

Dunia Merasakan Dampak Perang

Presiden Kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri
Presiden Kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri saat menghadiri Jeju Peace Forum 2022. (Dok. Tim Media PDI Perjuangan)

Megawati menjelaskan, dunia sangat merasakan dampak perang, mengingat kita semua menghuni bumi yang satu. Semua saling terkoneksi, saling tergantung dan saling membutuhkan. Selain itu, krisis lingkungan sebagai dampak pemanasan global, krisis energi, krisis pangan, dan ancaman resesi dunia yang kita derita, telah mengajarkan betapa seriusnya dampak perang.

“Dari situlah kita belajar bahwa perang di salah satu sudut dunia, membawa persoalan sangat serius di bagian dunia lain. Karena itulah sekali lagi stop perang,” tegas Megawati.

Gelorakan Perdamaian

Megawati pun mengajak, seluruh peserta hadir di forum tersebut untuk bangkit gelorakan energi perdamaian dengan penuh keyakinan. Itulah tugas sejarah yang bisa ditorehkan dari Jeju Forum for Peace and Prosperity ini.

“Cahaya perdamaian ini akan menuntun para pemimpin bangsa-bangsa dunia, untuk lebih arif-bijaksana, dan mengedepankan jalan perundingan, jalan musyawarah, guna mengakhiri perang dan berbagai ketegangan yang terjadi. Sebagai pengalaman saya sebagai presiden, saya merasa bahwa yang namanya jalan perundingan, jalan musyawarah, sebenarnya selalu dapat dilakukan, tapi tentu saja yang diperlukan adalah kesabaran,” pungkasnya.

Megawati menjadi pembicara kunci di Jeju Peace Forum itu bersama mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Gubernur Maryland AS Larry Hogan.

Dalam Menghadiri Jeju Peace Forum, Megawati ditemani oleh Dubes RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistyanto, Bendahara DPP PDIP Olly Dondokambey, Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, dan Samuel Wattimena.

Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya