Bertemu Ketua Parlemen Ukraina, Puan Dorong Perdamaian dengan Rusia

Ketua DPR Puan Maharani menggelar pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Ukraina jelang pembukaan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 05 Okt 2022, 22:43 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 22:42 WIB
Ketua DPR Puan Maharani bertemu dengan Ketua Parlemen Ukraina di Jakarta. (Foto: Istimewa)
Ketua DPR Puan Maharani bertemu dengan Ketua Parlemen Ukraina di Jakarta. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Chairman of the Verkhovna Rada of Ukraine, Olena Kondratiuk. Dalam pertemuan itu, Puan mendorong agar terciptanya perdamaian antara Ukraina dan Rusia yang hingga kini masih berperang.

Pertemuan bilateral itu digelar jelang pembukaan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

“Undangan kami khusus untuk Parlemen Ukraina di P20, adalah langkah konkrit kami untuk membantu komunikasi antar-Parlemen dalam penyelesaian perang di Ukraina,” kata Puan dalam keterangannya, Rabu (5/10/2022).

Puan mengapresiasi hubungan bilateral Indonesia-Ukraina yang sudah terjalin selama 30 tahun tetap berjalan hangat meskipun di tengah-tengah situasi kawasan yang serba tidak pasti karena perang.

“Saya memahami bahwa perang di Ukraina telah mempengaruhi upaya kita semua memulihkan perekonomian pascapandemi Covid-19. Karenanya, proses perdamaian adalah prioritas utama Indonesia,” ucap Puan.

“Kunjungan Presiden Indonesia ke Ukraina dan Rusia pada bulan Juni, dilakukan untuk membawa pesan perdamaian. Kunjungan tersebut juga mempromosikan safe passage untuk pangan dan pupuk dari dan ke Ukraina dan Rusia,” katanya.

Puan menambahkan, Indonesia menyambut baik dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari Ukraina di bawah the Black Sea Initiative. Perjanjian ini memainkan peran penting dalam mengurangi dampak perang terhadap rantai pasokan global.

“Tentunya, langkah positif ini juga harus diikuti dengan kemudahan akses ekspor produk makanan dan pupuk dari Rusia, sebagaimana disepakati dalam perjanjian Istanbul,” terang Puan.

 


Ajak Semua Negara Dukung Pejanjian Istanbul

Perwakilan delegasi Ukraina dan Rusia berjabat tangan dalam penandatanganan perjanjian ekspor gandum Ukraina di Istana Dolmabahce, Istanbul, Turki, Jumat, 22 Juli 2022. (AP)
Perwakilan delegasi Ukraina dan Rusia berjabat tangan dalam penandatanganan perjanjian ekspor gandum Ukraina di Istana Dolmabahce, Istanbul, Turki, Jumat, 22 Juli 2022. (AP)

Mantan Menko PMK ini juga berharap negara-negara lain menghormati kesepakatan tersebut. Puan meminta agar semua negara dapat memastikan implementasi yang seimbang dari Perjanjian Istanbul dan berharap inisiatif tersebut juga dapat membawa perdamaian di Kawasan.

“Indonesia berharap agar inisiatif untuk membuka alur pasok pangan (Black Sea Grain Initiative) tetap dilanjutkan, untuk kepentingan bersama seluruh pihak,” tuturnya.

Seperti diketahui, Ukraina dan Rusia menandatangani perjanjian di Istanbul pada bulan Juli lalu untuk menyalurkan jutaan ton gandum Ukraina ke pasar global dan meringankan krisis pangan yang semakin parah bagi jutaan orang di negara-negara berkembang. Ukraina sendiri menjadi pemasok gandum terbesar kedua ke Indonesia.

Puan terus menegaskan bahwa Indonesia menghormati tujuan dan prinsip piagam PBB serta hukum internasional terkait perang Ukraina dan Rusia. Prinsip dalam piagam PBB yang dijunjung Indonesia di antaranya adalah penyelesaian sengketa secara damai serta menjunjung tinggi integritas wilayah dan kedaulatan negara.

“Indonesia memandang bahwa referendum di 4 wilayah Ukraina melanggar prinsip piagam PBB dan hukum internasional. Indonesia mendorong Rusia dan Ukraina untuk tetap membuka jalur dialog dan diplomasi, sebagai salah satu upaya menghentikan perang dan menuju perdamaian,” papar Puan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya