Fenomena Ikan Naik ke Pantai Pesisir Jakarta Disebut Karena Planton

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu, Devi Lidya buka suara terkait fenomena Ikan-ikan tergelepar di atas pantai.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 01 Des 2022, 18:48 WIB
Diterbitkan 01 Des 2022, 18:48 WIB
Ikan-ikan tergelepar di atas bebatuan pemecah ombak di dekat Jalan Pantai Mutiara Regatta, Penjaringan, Jakarta Utara. (Istimewa)
Ikan-ikan tergelepar di atas bebatuan pemecah ombak di dekat Jalan Pantai Mutiara Regatta, Penjaringan, Jakarta Utara. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah fenomena tak lazim terjadi di pantai kawasan Ancol, Jakarta Utara. Ikan-ikan di perairan itu tergelepar di atas pantai.

Fenomena itu diabadikan oleh warga sekitar dan viral di media sosial.

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu, Devi Lidya buka suara terkait fenomena Ikan-ikan tergelepar di atas pantai.

Devi memastikan, tidak ada kaitan fenomena ini dengan pertanda bencana atau gelombang panas maupun gelombang pasang.

"Kebetulan ini enggak, kecuali kasusnya Aceh ya karena berada di Samudera. Ini enggak," kata dia kepada wartawan Kamis (1/12/2022).

Devi justru menduga fenomena ikan menepi ke permukaan justru akibat meningkatnya spesies plankton. Kondisi ini menyebabkan ikan-ikan pada mabuk dan penurunan kualitas air. Namun, Devi menyebut pihaknya masih perlu meneliti lebih lanjut.

"Iya karena di bawah kan banyak plankton-plankton yang naik ke permukaan. Yang kita lakukan terhadap uji ikan apakah plankton ini sempat dimakan ikan dia mabuk. Nah itu yang kita uji lanjutan," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengambil Sampel

Saat ini, Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu telah mengambil beberapa sampel dari kawasan Pantai Mutiara, Pantai Pulau G, Pantai Pulau N dan Pantai Pulau Onrus.

Devi membeberkan hasil pengujian pada Pantai Mutiara. Kualitas air diketahui berada di atas standar ambang baku mutu.

"Nah ini diprediksi karena memang terjadi perubahan arus yang signifikan karena masuknya air laut dari tiga muara. Di mana kita kan ada 13 sungai yang bermuara ke laut. Jadi otomatis ketika terjadinya naiknya endapan bawah ke atas itu terjadi sedimen, airnya keruh terus oksigen di lautnya kurang dan di situlah ikannya mabuk. Tapi hasil untuk ikan perlu uji lanjutan belum keluar," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya