Momentum Hari Pendidikan Nasional, Gerindra Ingatkan Pemerintah Beri Perhatian ke Guru

Anggota Komisi X DPR RI yang juga Politikus Gerindra Himmatul Aliyah mengingatkan, masih dalam momentum hari pendidikan nasional yang jatuh pada hari Selasa 2 Mei 2023, meminta pemerintah memastikan semua warga negara mendapat pendidikan, tanpa kecuali.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2023, 10:44 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2023, 10:44 WIB
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Himmatul Aliyah
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Himmatul Aliyah, melaksanaka kunjungan kerja dengan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur pada Sabtu 26 September 2022. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi X DPR RI yang juga Politikus Gerindra Himmatul Aliyah mengingatkan, masih dalam momentum hari pendidikan nasional yang jatuh pada hari Selasa 2 Mei 2023, meminta pemerintah memastikan semua warga negara mendapat pendidikan, tanpa kecuali.

Hal ini sejalan sesuai amanat UUD 1945 pasal 31 ayat 1-5 dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.

"Pemerintah wajib membiayai pendidikan dasar semua warga negara. Pemerintah menyelenggarakan pendidikan yang dapat membentuk akhlak mulia. Pemerintah juga harus memprioritaskan anggaran negara minimal 20 persen untuk pendidikan dan melakukan upaya-upaya memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Himmatul dalam keterangannya, Rabu (3/5/2023).

Dia berharap, pemerintah harus serius dalam meningkatkan kualitas guru dan dosen. Kunci penting bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah pembenahan terhadap kualitas guru dan dosen.

Anggota BKSAP DPR RI ini menuturkan, masih terdapat guru-guru yang tidak mencapai kompetensi minimum sehingga tidak kompeten sebagai guru.

Begitupun dosen di kampus-kampus yang masih rendah akibat ekosistem pendidikan yang kurang mendukung, antara lain beban administrasi yang tinggi dan gaji yang kurang memadai.

"Oleh karena itu pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik (guru dan dosen) yang selama ini masih kurang memadai. Kesejahteraan tenaga pendidik berkorelasi dengan kualitas pendidikan. Di sejumlah negara dengan kualitas pendidikan yang baik, kesejahteraan tenaga pendidiknya juga baik," jelas Himmatul.

Dia pun meminta, pemerintah perlu melakukan afirmasi terhadap guru honorer sehingga memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadikan mereka sebagai ASN baik PNS maupun PPPK.

"Hal ini merupakan bentuk penghargaan kepada guru honorer yang selama ini telah mengabdikan dirinya selama belasan hingga puluhan tahun dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," tegas Himmatul.

 


Pemerintah Diminta Meningkatkan Sarana Pendidikan Secara Merata

Pemerintah juga perlu secara konsisten memperbaiki dan meningkatkan sarana serta prasarana pendidikan di Indonesia secara merata. Sampai saat ini sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia jauh dari ideal.

Misalnya, data menunjukkan, sekitar 45 sampai 60 persen ruang kelas pada semua jenjang pendidikan di Indonesia (SD, SMP, SMA/SMK) mengalami kerusakan (ringan atau sedang).

"Bahkan di daerah terpencil kondisinya lebih parah. Pemerintah perlu memastikan sarana dan prasarana pendidikan yang layak agar peserta didik dapat belajar dengan baik," ujar Himmatul.

Terakhir, kata Himmatul, pemerintah perlu memprioritaskan pencapaian pendidikan karakter atau khlak berbasis agama dan budaya dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.

Hal ini karena karakter atau akhlak diyakini menjadi pondasi bagi tegaknya peradaban bangsa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya