6 Warga Papua Tengah Meninggal karena Kelaparan, Jokowi Keluarkan Instruksi ke Sejumlah Menteri

Jokowi mengungkapkan bahwa ada sejumlah hal yang menyebabkan munculnya bencana kelaparan di Papua Tengah. Salah satunya, karena distrik tersebut berada di ketinggian dan tak ada tanaman yang tumbuh saat musim salju.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 31 Jul 2023, 11:54 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2023, 11:54 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi meminta jajarannya segera menangani masalah bencana kelaparan di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Pasalnya, ada enam orang yang meninggal dunia karena kelaparan.

"Saya sudah perintahkan kepada Menko PMK, Menteri Sosial, BNPB dan juga di daerah, di Papua untuk segera menangani secepat-cepatnya," jelas Jokowi kepada wartawan di Sodetan Ciliwung Jakarta Timur, Senin (31/7/2023).

Kendati begitu, Jokowi mengungkapkan bahwa ada sejumlah hal yang menyebabkan munculnya bencana kelaparan di Papua Tengah. Salah satunya, karena distrik tersebut berada di ketinggian dan tak ada tanaman yang tumbuh saat musim salju.

"Tapi problemnya supaya tahu itu ada daerah spesifik yang kalau di musim salju itu yang namanya tanaman tidak ada yg tumbuh. Di ketinggian yang sangat tinggi di distrik itu," katanya.

Selain itu, kata dia, masalah keamanan saat mengirimkan bantuan makanan sehingga pesawat tak berani turun. Untuk itu, Jokowi telah meminta TNI untuk membantu mengawal pengiriman bantuan ke lokasi bencana kelaparan.

"Di sana memang problemnya selalu seperti itu. Medannya yang sangat sulit, pesawat yang mau turun pilotnya engga berani sehingga problem itu yang terjadi," tutur Jokowi.

Sebelumnya, Cuaca ekstrem yang melanda dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sejak bulan Juni 2023 dilaporkan menyebabkan enam orang meninggal dunia.

Sekda Puncak Darwin Tobing di Puncak, Jumat, menjelaskan dari laporan yang diterima enam orang yang meninggal itu masing-masing berasal dari Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi.

"Rata-rata warga yang meninggal akibat kelelahan dan mengalami buang air yang disertai darah," katanya.

Bahkan, kata dia, ada seorang ibu terpaksa melahirkan bayinya secara prematur karena kelelahan saat mencari makan yang menyebabkan bayinya meninggal sesaat setelah dilahirkan.

 

 

Masyarakat Beri Jaminan Keamanan

Menurut Darwin Tobing, cuaca ekstrem yang dialami di kedua distrik itu terjadi sejak bulan Juni lalu yang mengakibatkan tanaman mati hingga masyarakat kesulitan bahan makanan. Pemda Puncak, kata Tobing, setelah mendapat laporan berupaya mengirimkan bantuan namun tidak ada perusahaan penerbangan yang mau menerbangkan pesawatnya ke Agandugum.

Masyarakat sudah memberikan jaminan keamanan bagi pesawat yang membawa bantuan terbang ke Agandugume sehingga bantuan dari pemda diturunkan di Sinak yang kemudian diangkut dengan berjalan kaki selama dua hari.

"Pemda Puncak saat ini berupaya agar ada perusahaan penerbangan yang mau mengangkut bantuan untuk masyarakat di wilayah itu karena selain logistik juga akan dikirim tenaga kesehatan, " katanya. 

Distrik Lambewi merupakan distrik hasil pemekaran dari Distrik Agandugume. 

Infografis Misi Penyelamatan Pilot Susi Air dari Sandera KKB Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Misi Penyelamatan Pilot Susi Air dari Sandera KKB Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya