Liputan6.com, Jakarta Gempa magnitudo 5,3 mengguncang Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada Rabu, 13 Septemner 2023. Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut terjadi pada pukul 12.34 WIB.
Ada pun pusat gempa berada di 97 kilometer Barat Laut Jepara dengan kedalaman 680 kilometer.
Baca Juga
Sementar, lokasi gempa Jepara terletak pada koordinat titik 5,98 Lintang Selatan (LS) dan 110,03 Bujur Timur (BT). BMKG juga menyebut, gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Hal ini diungkap BMKG lewat laman resminya.
Advertisement
"Gempa Magnitudo: 5.3, Kedalaman: 680 km, 13 Sep 2023 12:34:31 WIB, Koordinat: 5.98 LS-110.03 BT (97 km BaratLaut Jepara-Jateng). Tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG, Rabu, 13 September 2023.
Terkait kerusakan yang diitimbulkan akibat gempa Jepara tersebut, hingga kini belum ada keterangan resmi yang dilaporkan pihak BMKG.
Meski demikian, warga diimbau untuk tetap waspada terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi.
Berikut sederet fakta gempa bumi yang telah getarkan Kabupaten Jepara dihimpun dari Liputan6.com:
1. Warga Jepara Tidak Merasakan Getaran Gempa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengatakan bahwa warga dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah tidak merasakan adanya getaran gempa.
"Gempa bumi yang dikabarkan terjadi tidak dirasakan warga Jepara. Saya pribadi juga tidak merasakannya," ungkap Kalakhar BPBD Jepara Arwin Noor Isdiyanto, di Jepara, Rabu, 13 September dikutip dari Antara.
Kalakhar menyampaikan, pihaknya belum menerima laporan dari dampak yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Apalagi, katanya, pusat gempanya berada di kedalaman 680 km, sehingga getarannya dimungkinkan tidak dirasakan.
Salah seorang warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Sri Antok yang kebetulan pada saat terjadi gempa tengah di luar rumah mengakui tidak merasakan adanya getaran akibat gempa tersebut.
Advertisement
2. Jenis Gempa Bumi yang Terjadi di Jepara
Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam (deep focus) akibat adanya aktivitas slab pull (tarikan extensional Lempeng Indo-Australia ke bawah) pengaruh gaya gravitasi.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault). Hasil pemodelan gempa tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.
Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Jepara dan Kendal.
3. Gempa Bumi di Jepara Tercatat Sudah Beberapa Kali Terjadi
Peristiwa gempa bumi di Kabupaten Jepara tercatat sudah berulang kali terjadi. Bahkan, selama 2020 sudah tiga kali, namun tidak sampai menimbulkan kerusakan.
"Meskipun tidak sampai terasa getaran dan dampaknya, sebaiknya warga tetap waspada dengan semua potensi bencana alam," kata Arwin Noor Isdiyanto.
Advertisement
4. Himbauan Kepada Warga
BMKG menghimbau kepada masyarakat agar dapat menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG menyampaikan bahwa berdasarkan estimasi dari peta guncangannya (shakemap). Dapat diketahui jika gempa bumi ini telah menimbulkan adanya guncangan yang terjadi di daerah Jepara dan Kendal.
Tak hanya itu, gempa ini diukur dengan skala intensitas II MMI (modified mercally intensity) yang artinya getaran ini dapat dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung ikut bergoyang.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.