Gibran Dorong Pelajar Solo Gunakan Transportasi Publik

Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka mengajak, siswa untuk naik bus umum yaitu Batik Solo Trans (BST)-Feeder. Hal ini untuk mengurangi kemacetan di jalan raya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 28 Mei 2024, 17:16 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2024, 17:15 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mendatangi acara makan siang dengan sejumlah organ relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com).

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka mengajak, pelajar menggunakan transportasi publik untuk mengurangi kemacetan di kota Solo, Jawa Tengah.

Hal ini disampaikan Gibran saat mengunjungi SD Al Firdaus Surakarta pada Senin 27 Mei 2024. Pada kesempatan itu, sejumlah siswa antusias mengajukan berbagai pertanyaan kepada Gibran, termasuk soal kemacetan yang terjadi di Solo.

Mendengar pertanyaan itu, Gibran mengajak, siswa untuk naik bus umum yaitu Batik Solo Trans (BST)-Feeder. Hal ini guna menghindari kemacetan yang biasa muncul di sekitar kawasan sekolah. Karena itu, ia berharap siswa bisa sesekali mencoba transportasi publik yang tersedia di Solo.

"Kalian sekolah naik apa? Naik mobil kan? Nah itu salah satunya yang bikin macet. BST sekarang sudah nyaman lho, ber-AC lagi," kata Gibran dilansir dari Antara, Selasa (28/5/2024)

Ia mengungkapkan, kemacetan tidak selalu menimbulkan hal buruk. Menurutnya, ada kemacetan yang menimbulkan keuntungan bagi banyak pihak, misalnya banyak kunjungan ke tempat wisata atau dengan berbagai kegiatan di Solo yang berimbas para perputaran roda perekonomian.

Meski demikian, ia juga menyampaikan pemerintah tetap berupaya untuk mengurai kemacetan di sejumlah titik, di antaranya dengan membangun rel layang dan simpang Joglo.

"Akhir tahun sudah dibuka, nanti sudah tidak macet lagi. Itu salah satu upaya meningkatkan perekonomian di Solo utara," ucap Gibran.

Pada kesempatan tersebut, Gibran juga menjelaskan berbagai program prioritas Pemkot Surakarta. Ia menuturkan, beberapa infrastruktur dari 17 titik prioritas yang disebutkan, di antaranya revitalisasi Kebun Binatang Solo Safari, revitalisasi Taman Balekambang, pembangunan PLTSA Putri Cempo, Lokananta, dan Solo Technopark.

Terkait kegiatan tersebut, perwakilan humas Al Firdaus, Imam Subkhan mengapresiasi kedatangan Gibran ke sekolah Al Firdaus.

"Sungguh mencerminkan sosok pemimpin yang begitu perhatian, terutama terhadap dunia pendidikan. Bahkan, semua pertanyaan dari anak-anak dikumpulkan dan akan direspons oleh Mas Gibran," katanya.

Ia berharap, melalui kegiatan dengan topik pembelajaran Government System tersebut dapat menambah pengetahuan para siswa.

"Selain itu, siswa juga makin paham dan terampil tentang bagaimana seorang pemimpin mampu membuat kebijakan-kebijakan atau peraturan yang berasal dari isu-isu atau masalah yang berkembang di masyarakat," katanya.

Gibran Tak Setuju Study Tour Dilarang

Gibran Rakabuming Raka Soal Putusan MK
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengomentasi soal putusan gugatan MK di Balai Kota Solo, Selasa (17/10).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Wali Kota Solo yang juga wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka tak setuju dengan pelarangan study tour untuk para siswa sekolah. Maraknya kecelakaan yang merenggut jiwa para siswa tidak bisa dijadikan alasan utama pelarangan tersebut.

Putra sulung Presiden Jokowi itu mengatakan, yang lebih perlu menjadi perhatian adalah armada yang digunakan. Gibran menegaskan jika Pemerintah Kota (Pemkot) tidak akan melarang program study tour.

"Enggak masalah, busnya saja yang diperketat," ujar Gibran saat ditemui saat penutupan HUT ke-44 Dekranas di Pamedan Pura Mangkunegaran, Sabtu 18 Mei 2024.

"Study tour-nya jangan dihilangkan ya. Pengetatan di armadanya," imbuhnya menegaskan.

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (Disdikbud Jateng), Uswatun Hasanah menyampaikan, larangan karya wisata atau study tour, khususnya untuk sekolah negeri.

Terkait larangan tersebut, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa menilai, larangan tersebut terlalu reaktif. Menurutnya, kegiatan study tour harus dilihat dari sisi kepentingannya.

"Terlalu reaktif, itu terlalu reaktif. Harus dilihat dulu dari kacamata dari mana," ungkapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya