7 Fakta Ella Selebgram Meninggal Usai Sedot Lemak di Klinik Kecantikan Depok

Belum lama ini, Ella Nanda Sari Boru Hasibuan (30), selebgram meninggal usai menjalani sedot lemak di klinik kecantikan Depok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 29 Jul 2024, 14:50 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 14:45 WIB
Klinik kecantikan WSJ Clinic, Beji, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)
Klinik kecantikan WSJ Clinic, Beji, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, seorang wanita muda asal Medan, Sumatera Utara yang juga merupakan selebgram Ella Nanda Sari Boru Hasibuan (30) meninggal dunia diduga usai menjalani sedot lemak di klinik kecantikan Depok, Jawa Barat (Jabar).

Berdasarkan unggahan akun @temanpolisi, disebutkan bahwa korban pada Senin 22 Juli 2024, selebgram Ella bertolak dari Medan menuju Depok. Kedatangan korban ke Depok untuk menjalani sedot lemak pada bagian lengan di sebuah klinik kecantikan Depok.

"Pada tanggal 22/7/2024 hari Senin korban atas nama Ella Nanda Sari Boru Hasibuan, umur 30 thn alamat Komplek Abadi No 2C, berangkat dari Medan menuju Depok menggunakan pesawat ke WSJ BEAUTY&SKINCARE cabang Depok untuk melakukan sedot lemak di area lengan," tulis keterangan akun @temanpolisi, Jumat 26 Juli 2024.

Keterangan pada akun tersebut, tindakan dilakukan sekira pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Namun pada pukul 14.00 WIB, seorang temannya mendapatkan telepon dari Rumah Sakit Margonda, menyatakan korban meninggal dunia.

Pihak klinik WSJ menghubungi pihak keluarga untuk mengantar jenazah ke Pangkalan Brandan, tanpa memberikan keterangan hasil diagnosa kematiannya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok pun buka suara. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengatakan, pihaknya sudah menghubungi manajemen klinik kecantikan di Beji tersebut untuk meminta klarifikasi terkait kematian salah satu pasiennya usai tindakan sedot lemak.

"Iya kemarin tahu (kabar kematian pasien) dari media yang minta konfirmasi, Dinkes sudah menghubungi pihak klinik," ujar Mary saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu 27 Juli 2024.

Tak hanya itu, Polres Metro Depok pun bergerak cepat dan memeriksa dua orang saksi untuk mengungkap kasus kematian selebgram Ella Nanda Sari Baro Hasibuan, saat melakukan sedot lemak di klinik kecantikan di wilayah Beji, Depok. Polisi akan menyelidiki latar belakang dokter yang menangani sedot lemak di klinik tersebut.

Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengatakan, Polres Metro Depok belum melakukan pemeriksaan lebih dalam terhadap dokter yang menangani korban. Korban sang selebgram sempat melakukan sedot lemak ditangani satu dokter dan dua perawat.

Berikut sederet fakta terkait kasus Ella selebgram meninggal usai sedot lemak di klinik kecantikan Depok dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Kronologi Kejadian dari Pihak Keluarga, Minta Pertanggungjawaban

Pasien Tewas Usai Sedot Lemak, Dinkes Depok Minta Klinik Kesehatan Beri Klarifikasi
Klinik kecantikan WSJ yang berada di Jalan Ridwan Rais, Beji, Depok. Klinik tersebut menjadi sorotan setelah seorang wanita asal Medan meninggal dunia usai sedot lemak di tempat ini. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Seorang wanita muda asal Medan, Ella Nanda Sari Boru Hasibuan (30), meninggal dunia diduga usai menjalani sedot lemak di klinik kecantikan Depok.

Berdasarkan unggahan akun @temanpolisi, disebutkan bahwa korban pada Senin 22 Juli 2024 bertolak dari Medan menuju Depok. Kedatangan korban ke Depok untuk menjalani sedot lemak pada bagian lengan di sebuah klinik kecantikan Depok.

"Pada tanggal 22 Juli 2024 hari Senin korban atas nama Ella Nanda Sari Boru Hasibuan, umur 30 thn alamat Komplek Abadi No 2C, berangkat dari Medan menuju Depok menggunakan pesawat ke WSJ BEAUTY&SKINCARE cabang Depok untuk melakukan sedot lemak di area lengan," tulis keterangan akun @temanpolisi, Jumat 26 Juli 2024.

Keterangan pada akun tersebut, tindakan dilakukan sekira pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Namun pada pukul 14.00 WIB, seorang temannya mendapatkan telepon dari Rumah Sakit Margonda, menyatakan korban meninggal dunia.

Pihak klinik WSJ menghubungi pihak keluarga untuk mengantar jenazah ke Pangkalan Brandan, tanpa memberikan keterangan hasil diagnosa kematiannya.

"Saya sebagai kakak kandung korban sangat keberatan karena kematian adik saya ini. Ini malapraktik telah dilakukan WSJ Beauty dan Skincare," kata Okta Lia Boru Hasibuan pada keterangan di akun @temanpolisi.

Keluarga korban meminta pihak klinik bertanggung jawab atas meninggalnya korban, karena diduga kematian korban sangat tidak wajar.

 


2. Kata Ketua RT Setempat, Awalnya Salon Kecantikan dan Izin Bangunan untuk Rumah Tinggal

Pasien Tewas Usai Sedot Lemak, Polisi Datangi Klinik Kecantikan di Beji Depok
Klinik kecantikan WSJ Beauty & Skincare di Beji, Kota Depok. Polisi tengah mengusut kasus kematian seorang wanita usai sedot lemak di klinik tersebut. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Ketua RT 1/5 Beji Timur, Imam Sutrisno mengatakan, klinik WSJ awalnya adalah sebuah calon kecantikan yang sebelumnya berlokasi tidak jauh dari klinik yang berada saat ini.

Terkait soal perizinan klinik, Imam mengaku tidak mengetahui pasti, karena awal pendiriannya berada di luar wilayahnya.

"Saya tidak tahu persis soal perizinan dan seberapa dalam kaitan penanganan sebagai sebuah klinik, saya juga tidak tahu persis," ujar Imam, Sabtu 27 Juli 2024.

Klinik kecantikan yang kini berada di wilayah RT 1/5 Beji Timur, sudah beroperasi sejak awal 2024. Namun pada proses izin operasional menjadi sebuah usaha, klinik tersebut tidak melapor ke pengurus lingkungan.

"Operasional sebagai sebuah usaha itu nggak pernah lewat kita, karena regulasinya ini juga, jadi suatu pertanyaan nggak pernah melibatkan RT dan RW terus sampai Kelurahan,| ucap Imam.

Imam mengungkapkan, perizinan usaha seringkali langsung langsung ke tingkat Dinas di Pemerintah Kota Depok. Namun apabila terjadi permasalahan, pihak lingkungan yang akan menjadi pertanyaan terlebih dahulu.

"Termasuk macam penduduk aja begitu, ada yang pindahan dari wilayah mana masuk ke sini, atau dari sini masuk keluar itu, langsung ke Dukcapil Kecamatan, kita tidak tahu apa-apa," ungkap Imam.

Imam mengetahui, pihak pengelola klinik sempat mengajukan izin untuk pembangunan gedung. Namun terkait operasional klinik sebagai usaha tidak memberitahukan kepada pengurus lingkungan.

"Kalau kulo nuwun itu waktu pengajuan pembangunannya, kayak gitu minta izin pembangunannya, tapi operasional sebagai sebuah usaha itu nggak tahu kita," terang Imam.

Sepengetahuan Imam, pihak pengelola klinik sempat meminta izin pembangunan sebagai rumah tinggal. Imam tidak mengingat betul terkait izin untuk usaha sebuah salon atau klinik kecantikan.

"Rumah tinggal kalau enggak salah, tapi saya tidak tahu persis itu sebagai rumah tinggal atau usaha salon, waktu itu saya enggak ingat lagi," kata Imam.

Imam menuturkan, pada saat proses izin pembangunan, Imam sempat ditemui pemilik bangunan. Saat disinggung klinik yang saat ini tutup, Imam mengingat kondisi tutupnya klinik sudah terjadi beberapa hari lalu.

"Yang saya tahu dua atau tiga hari ini kok tidak ada operasional. Itu saya anggap sebagai libur atau apa, itu aja saya tidak tahu persis ada kasus apa," tutur Imam.

Imam menambahkan, tidak mendengar adanya dugaan pasien klinik yang meninggal dunia saat menjalani proses sedot lemak. Imam mengetahui peristiwa tersebut dari awak media yang mendatanginya.

"Itu saya tidak tahu," kata Imam.

 


3. Dinkes Depok Minta Klinik Kecantikan Beri Klarifikasi

Lokasi klinik kecantikan yang berada di Jalan Ridwan Rais, Beji, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)
Lokasi klinik kecantikan yang berada di Jalan Ridwan Rais, Beji, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok turut bersuara menyusul kabar kematian seorang perempuan bernama Ella Nanda Sari Boru Hasibuan usai menjalani sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di Jalan Ridwan Rais, Beji, Depok, Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengatakan, pihaknya sudah menghubungi manajemen klinik kecantikan di Beji tersebut untuk meminta klarifikasi terkait kematian salah satu pasiennya usai tindakan sedot lemak.

"Iya kemarin tahu (kabar kematian pasien) dari media yang minta konfirmasi, Dinkes sudah menghubungi pihak klinik," ujar Mary saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu 27 Juli 2024.

Mary menjelaskan, kondisi klinik kecantikan saat ini sudah tutup sejak kemarin. Dinas Kesehatan Kota Depok berusaha untuk meminta klarifikasi dan kronologis dugaan meninggalnya pasien saat menjalani sedot lemak.

"Klinik tutup sejak kemarin, Dinkes minta keterangan kronologis kasus tersebut ke pihak klinik," ucap Mary.

Hingga kini, Dinas Kesehatan Kota Depok sedang menunggu jawaban tertulis dari pihak klinik. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Depok akan segera menemui pihak pengelola klinik.

"Sedang menunggu jawaban tertulis, sudah disampaikan ke pihak klinik dan Dinkes akan melakukan kunjungan," kata Mary.

Saat disinggung soal izin, Mary menuturkan, klinik kecantikan tersebut sudah mengantongi izin. Namun terkait mekanisme proses penanganan sedot lemak, pihaknya tidak dapat memberikan jawaban dikarenakan perlu penjelasan dari ahlinya.

"Izin sudah terbit, rencana Senin (pekan depan) dilakukan kunjungan," terang Mary.

 


4. Polisi Turun Tangan, Datangi Klinik Kecantikan di Beji Depok Meski Belum Ada Laporan

Ilustrasi operasi sedot lemak (pixabay)
Ilustrasi operasi sedot lemak (pixabay)

Polres Metro Depok bergerak cepat mengungkap fakta meninggalnya Ella Nanda Sari Boru Hasibuan usai melakukan sedot lemak di klinik kecantikan WSJ Beauty & Skincare, Beji, Depok, Jawa Barat. Perempuan asal Medan ini meninggal setelah sempat dilarikan ke RS Bunda Margonda Depok.

Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Pradana membenarkan, pihaknya telah mendatangi klinik tersebut. Kedatangan polisi untuk mencari keterangan terkait dari berita yang beredar tentang meninggalnya satu orang usai melakukan sedot lemak.

"Sudah kemarin (cek lokasi). Kita masih terus dalami keterangan," ujar Arya, Sabtu 27 Juli 2024.

Polres Metro Depok mengetahui adanya korban meninggal usai melakukan sedot lemak dari media sosial. Kini polisi masih mencari informasi lain untuk mengetahui kronologi kejadian meninggalnya korban asal Medan, Sumatera Utara itu.

"Iya tahu dari sosmed. Belum itu belum. Kita masih kumpulin informasi dulu. Informasi dari keluarga korban," ucap Arya.

Arya mengatakan Polres Metro Depok telah bergerak mengungkap fakta di balik meninggalnya korban diduga usai melakukan sedot lemak di sebuah klinik, Beji.

Rencananya, Polres Metro Depok akan memeriksa dokter yang sebelumnya melakukan penanganan kepada korban.

"Kami ingin memastikan kapasitas dokter yang melakukan penanganan, apakah mempunyai izin dan keahlian di bidang itu atau tidak," ujar Arya.

Arya menjelaskan Polres Metro Depok belum mendapatkan laporan secara resmi terkait dugaan meninggalnya korban. Berdasarkan informasi sementara, korban merupakan perempuan asal Medan.

"Sampai saat ini belum ada laporan resmi dari keluarga korban atas kejadian ini," jelas Arya.

Meskipun begitu, Polres Metro Depok berusaha melakukan penanganan kasus yang viral di media sosial. Sejumlah keterangan sedang dikumpulkan guna mengungkap penyebab kematian korban.

"Kepolisian akan tetap melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini dan mendalami penyebab kematian korban," ucap Arya.

 


5. Polisi Periksa Dokter dan Suami Pemilik Klinik

Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana memberi pernyataan terkait dugaan meninggalnya korban usai sedot lemak di sebuah klinik Depok.
Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana memberi pernyataan terkait dugaan meninggalnya korban usai sedot lemak di sebuah klinik Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Polres Metro Depok telah memeriksa dua orang saksi untuk mengungkap kasus kematian selebgram Ella Nanda Sari Baro Hasibuan, saat melakukan sedot lemak di klinik kecantikan di wilayah Beji, Depok. Polisi akan menyelidiki latar belakang dokter yang menangani sedot lemak di klinik tersebut.

Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengatakan, Polres Metro Depok belum melakukan pemeriksaan lebih dalam terhadap dokter yang menangani korban. Korban sempat melakukan sedot lemak ditangani satu dokter dan dua perawat.

"Satu dokter dan dua orang perawat ini menyatakan, bahwa memang ada di mana pembuluh darahnya pecah sehingga mengakibatkan korban harus dirawat intensif dan akhirnya meninggal dunia," ujar Arya, Minggu 28 Juli 2024.

Arya menjelaskan, Polres Metro Depok belum dapat menyimpulkan penyebab kematian korban. Menurutnya, penyebab kematian korban dapat disimpulkan baik berdasarkan hasil dari keterangan dokter maupun hasil autopsi.

"Apakah karena pembuluh darahnya pecah lalu meninggal dunia atau yang lain, kita nggak tahu. Karena itu hanya dokter yang tahu," kata dia.

Berdasarkan keterangan sementara dari dokter, lanjut Arya, saat itu korban melakukan sedot lemak pada lengan kiri dan lengan kanan. Setelah satu lengan berhasil dilakukan penanganan, namun pada penanganan lengan yang lain ternyata terdapat masalah.

"Dua saksi yang kami interogasi yakni dokter dan suami pemilik klinik," ucap Arya.

Polres Metro Depok akan memeriksa keabsahan klinik yang melakukan sedot lemak, mulai dari perizinan, kapabilitas dokter, dan sertifikasi dokter. Menurutnya, dokter yang melakukan penanganan sedot lemak, perlu memiliki sertifikasi.

"Jadi dokter nya ini punya sertifikasi itu, apakah dia memang bidang nya khusus di bidang itu, nanti itu akan kita dalami dan akan kita periksa secara resmi," tegas Arya.

Polisi hingga kini belum mendapatkan sertifikasi maupun ijazah dari dokter yang menangani korban apakah spesialis kecantikan atau bukan.

Saat kejadian, dokter yang melakukan sedot lemak berinisial A dan dua perawat yang membantu T dan K. "Kita belum tahu karena kita belum lihat ijazah nya, kalau pemilik klinik berinisial W," pungkas Arya.

 


6. Polisi Ungkap Klinik Sedot Lemak di Depok Pernah Dilaporkan pada 2023

Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Suardi Jumaing (kiri) bicara soal kasus sedot lemak, saat ditemui di Polres Metro Depok
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Suardi Jumaing (kiri) bicara soal kasus sedot lemak, saat ditemui di Polres Metro Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Polres Metro Depok terus berusaha mengungkap kematian Ella Nanda Sari Baru Hasibuan, usai melakukan sedot lemak di klinik kecantikan WSJ Beauty, Depok. Korban Ella Nanda merupakan selebgram asal Medan.

Kasat Reskrim Polres Metro Depok Kompol Suardi Jumaing mengatakan, pihaknya mendapati klinik kecantikan tersebut sempat dilaporkan karena dugaan malapraktik.

"Iya berdasarkan data yang kami punya, ini adalah kali kedua klinik tersebut dilaporkan, kalau tidak salah di 2023," ujar Suardi, Minggu 28 Juli 2024.

Suardi tidak menjelaskan secara terperinci data korban yang melaporkan klinik tersebut ke polisi pada 2023. Pada laporan 2023, korban tidak meninggal dunia, namun modusnya hampir sama dengan kasus yang saat ini sedang diselidiki Polres Metro Depok.

"Modusnya sama, tapi saat itu diselesaikan dengan restorative justice," jelas dia.

Dia menerangkan, berdasarkan laporan 2023, pelapor yang berasal dari Bandung melakukan pelayanan treatment sedot lemak di klinik kecantikan WJS Beauty Depok. Namun pada perjalanan penanganan, korban mengalami luka lebam pada bagian lengan.

"Terdapat luka bekas membiru di lengan akibat sedot lemak juga," ucap Suardi.

Dia mengatakan, Polres Metro Depok akan mendalami dokter yang melakukan penanganan sedot lemak, untuk mencocokkan dengan kasus sebelumnya.

"Ini masih kita dalami apakah dengan dokter yang sama apa tidak," ungkap Suardi.

Sebelumnya, Suardi Jumaing mengatakan, Polres Metro Depok telah berusaha mencari keluarga korban untuk diminta keterangan. Begitupun dengan identitas korban untuk mengungkap permasalahan meninggalnya korban.

"Kita telah berupaya mencari tahu kaitannya dengan identitas korban, dari pihak keluarga belum ada yang membuat laporan secara resmi," kata Suardi.

Dia mengungkapkan, Polres Metro Depok telah meminta keterangan dua orang saksi. Polisi juga akan mencari saksi lain untuk menguatkan penyidikan sehingga dapat mengungkap fakta meninggalnya korban.

"Sementara baru dua saksi, yakni dari pihak klinik," ungkap Suardi.

Polres Metro Depok akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Depok, terkait dengan perizinan praktik, serta asosiasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Hal itu untuk mengetahui lebih dalam tentang penanganan dokter.

"Mungkin dari IDI kaitannya dengan dokter yang melakukan tindakan," terang Suardi.

Diketahui, klinik kecantikan tersebut memberikan pelayanan eyelash, hifu system, laser CO2, Ipl brightening, facial sparkling, DNA salmon dan underarm package. Adapun pada layanan sedot lemak tidak tertera di spanduk yang dipasang di bagian depan klinik.

"Ini yang sementara kami dalami kaitannya dengan praktik apa saja yang dilakukan di klinik tersebut," pungkas Suardi.

 


7. Kuasa Hukum Klinik Jelaskan Kronologi Meninggalnya Selebgram Usai Sedot Lemak

Sedot Lemak di Depok
Kuasa hukum Klinik, Rikardo Siahaan saat menjelaskan terkait kronologi meninggalnya selebgram usai sedot lemak, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Kuasa hukum klinik WSJ angkat bicara terkait meninggalnya selebgram Ella Nanda Sari Baro Hasibuan usai melakukan sedot lemak di Klinik Kecantikan, Beji, Depok. Kabar ini sebelumnya menjadi viral di masyarakat.

Kuasa Hukum Klinik WSJ, Rikardo Siahaan menuturkan kronologi kejadian. Dia mengatakan, sebelum Ella meninggal, pihaknya mendapatkan reservasi atas nama Ella untuk melakukan sedot lemak. Reservasi dilakukan pada 22 Juli 2024, dan korban datang pada pukul 11.00 WIB dari Medan.

"Almarhumah Ella ini dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, sesuai prosedur dan administrasi," ujar Rikardo kepada Liputan6.com, Senin (29/7/2024).

Ia menjelaskan, pada pukul 12.30 WIB, korban dilakukan pengambilan tindakan dari tim klinik di Depok. Pada saat tindakan pertama, proses berjalan dengan normal saat melakukan sedot lemak pada lengan sebelah kanan.

"Saat melanjutkan pengambilan sedot lemak kembali, tiba-tiba Ibu Ella pingsan ya, ada kejang lah," kata Rikardo.

Atas kejadian tersebut, tim medis klinik mengambil tindakan dengan berupaya memasang infus pada korban. Namun saat akan pemasangan infus, pembuluh darah pada tubuh korban pecah sehingga dibutuhkan penanganan medis lainnya.

“Pas mau diinfus itu, dicari itu ininya, tiba-tiba pembuluh darahnya pecah. Jadi mau diinfus lagi yang kedua, nggak bisa juga, pecah juga pas kejadian seperti itu,” ucap Rikardo.

Klinik WSJ langsung melarikan korban ke RS Margonda untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Saat di klinik hingga di perjalanan, kondisi korban masih dinyatakan hidup.

"Sampai di rumah sakit pas diperiksa matanya, Ibu Ella nya sudah tidak ada," terang Rikardo.

Saat disinggung soal pemicu pembuluh darah korban pecah, Rikardo tidak mengetahui secara pasti. Hal itu dapat diungkapkan dari pihak medis untuk mengetahui penyebab pembuluh darah korban pecah.

"Jadi saya kurang paham," terang Rikardo.

Rikardo mengungkapkan, klinik akan memberikan tindakan infus apabila pasien lemas atau pingsan. Sebelum dilakukan sedot lemak, pihak klinik meminta pasien untuk beristirahat satu hari.

"Cuma ada yang yang tidak jujur dari Bu Ella, ternyata dia baru datang dari Medan, namun saat registrasi dia mengatakan bahwa dia di Jakarta sudah dua hari," ungkap Rikardo.

Infografis 4 Tren Kecantikan 2024
Infografis 4 Tren Kecantikan 2024.  (Liputan.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya