Kemendikbudristek Buat Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 di Jambi

Kemendikbudristek memilih Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi tuan rumah dalam Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu.

oleh Tim News diperbarui 29 Jul 2024, 21:15 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 21:15 WIB
Kemendikbudristek memilih Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi tuan rumah dalam Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu.
Kemendikbudristek memilih Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi tuan rumah dalam Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi tuan rumah dalam Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu.

Seperti diketahui, Kenduri Swarnabhumi 2024 merupakan salah satu kegiatan yang juga didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Bangunan Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir tradisional yang sarat akan sejarah ini telah menjadi saksi perkembangan peradaban kebudayaan masyarakat Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi selama ratusan tahun.

Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi objek budaya yang diangkat pada festival ini guna memperkenalka kembali rumah tradisional yang masih terjaga keaslian bentuk dan struktur bangunannya.

"Festival Biduk Gedang Selang Beangkut menjadi festival budaya yang mengangkat kearifan lokal masyarakat dalam bidang pertanian," ujar Pamong Budaya dari Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Meta Ambar melalui keterangan tertulis, Senin (29/7/2024).

Dia menjelaskan, Biduk Gedang sendiri merupakan alat transportasi untuk mengantar warga ke lahan bertani dan untuk mengangkut hasil panen melalui sungai.

Menurut Meta, Biduk Gedang menyimpan banyak nilai warisan budaya, mulai dari manfaat ekonomi, sosial kemasyarakatan, hingga kesenian tradisional.

"Sedangkan Selang Beangkut merupakan tradisi masyarakat merayakan bersama kebahagiaan saat masa panen tiba. Tradisi diwarnai dengan muda-mudi berbalas pantun dan alat musik tradisional di atas Biduk, berkumpul bermusyawarah, dan pembacaan doa ucap syukur bersama," papar Meta.

 

Ingatkan Jadi Momentum Penting

Kemendikbudristek memilih Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi tuan rumah dalam Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu.
Kemendikbudristek memilih Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi tuan rumah dalam Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu. (Istimewa)

Meta menjelaskan bagaimana Festival Biduk Gedang Selang Beangkut menjadi momentum penting untuk melestarikan cagar budaya sebagai identitas daerah seperti Rumah Tuo Panjang Tabir.

"Festival ini bukan hanya ajang seni dan budaya, tetapi juga platform untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang pelestarian kebudayaan," kata dia.

Meta juga berharap festival ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian budaya dan lingkungan, serta menginspirasi masyarakat untuk terus melestarikan kebudayaan lokal.

Sementara itu, adapun alasan Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir dijadikan panggung festival ini karena bangunan ini merupakan suatu monumen kehidupan dan menjadi icon budaya masyarakat Kecamatan tabir. Hal tersebut seperti disampaikan Direktur Festival Lokal Kabupaten Merangin Muhammad Syukron.

"Dengan menjaga dan melihat keaslian Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir, akan mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian nilai budaya," kata Syukron.

Dia mengatakan, rangkaian festival ini digelar sebagai ajang mempromosikan kesenian dan kebudayaan masyarakat Tabir.

"Festival yang bercerita tentang panen padi ini seperti pesta rakyat yang menampilkan tarian dan musik tradisional," jelas Syukron.

 

Sejarah dan Makna Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir

Kemendikbudristek memilih Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi tuan rumah dalam Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu.
Kemendikbudristek memilih Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir menjadi tuan rumah dalam Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar pada Sabtu 27 Juli 2024 lalu. (Istimewa)

Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Tabir, Mukhtar YS menyampaikan sejarah dan makna Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir yang dibangun dengan kayu, dan tanpa paku ini.

Dia menjelaskan, Rumah Tuo ini menjadi simbol bahwa masyarakat setempat masih menjunjung tinggi nilai-nilai warisan budaya.

"Disebut perkampungan Rumah Tuo karena di kampung ini masih ada bangunan rumah tua yang diperkirakan didirikan tahun 1330 dan masih bertahan hingga sekarang. Desa ini juga merupakan desa tertua di Provinsi Jambi dan telah ditempati selama kurang lebih 700 tahun," kata Mukhtar.

Desa ini disebut Dusun Tuo, lanjut dia, karena terdapat sekitar 60 rumah tua peninggalan nenek moyang Suku Batin. Konon, kata Mukhtar, rumah ini merupakan rumah paling tua dan dijadikan sebagai museum serta pusat wisata budaya.

"Rumah tersebut dijaga dan dirawat oleh generasi ketujuh Suku Batin, bernama Iskandar. Dari 60 keluarga yang ada, mereka tersebar di beberapa kampung seperti Lubuk Tebing Tinggi, Talang Genteng, Mudik Bukit, dan Bukit Senang Hati," papar dia.

Awalnya, lanjut dia, karena tinggal di hutan dan menghadapi banyak risiko binatang buas, mereka bersepakat untuk bersatu dan tinggal di satu tempat dan membangun sebuah kampung bernama Ujung Tanjung Muara Semayam dengan 19 kepala keluarga.

"Pemimpin pertama kampung itu diberi gelar Datuk Rio Depati, yang bertugas mengatur kehidupan kampung agar rukun dan tertib. Betapa pentingnya peran pemimpin dalam menjaga ketertiban dan kelestarian budaya kampung," tambah Mukhtar.

 

Pagelaran Festival Budaya

Kemendikbudristek gelar Festival Biduk Gedang Selang Beangkut dan menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk mengingat kembali pentingnya menjaga lingkungan sebagai upaya menjaga warisan budaya setempat.
Kemendikbudristek gelar Festival Biduk Gedang Selang Beangkut dan menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk mengingat kembali pentingnya menjaga lingkungan sebagai upaya menjaga warisan budaya setempat. (Istimewa)

Selain memiliki bangunan yang unik, setiap bagian dari struktur Rumah Tuo memiliki makna tersendiri sesuai dengan adat-istiadat setempat. Pintu Rumah Tuo dibangun hanya setinggi satu meter, sehingga pengunjung perlu menunduk yang melambangkan nilai kesopanan.

"Ruangan dan lantai pada Rumah Tuo pun dibangun sesuai peruntukannya. Ruangan pertama untuk menggelar pertemuan yang memiliki 3 tingkat lantai yakni untuk ninik-mamak (tokoh adat), keluarga, dan pekerja. Ruangan kedua untuk tempat beristirahat dan ruangan ketiga sebagai dapur," tandas Mukhtar.

Diketahui, Festival Biduk Gedang Selang Beangkut menjadi salah satu dari 12 rangkaian festival budaya Kenduri Swarnabhumi 2024. Kenduri Swarnabhumi sendiri akan digelar di daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, yakni di 10 Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dan satu Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.

Pagelaran festival budaya yang akan diselenggarakan oleh masyarakat setempat, menjadi momentum memperkuat semangat kemandirian dalam mengangkat kearifan lokalnya.

Setiap festival yang digelar akan berkoordinasi dengan Direktur Festival Lokal dan Kurator Lokal serta didukung Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Infografis Kategori Penghargaan Guru Berprestasi dari Kemendikbudristek
Infografis Kategori Penghargaan Guru Berprestasi dari Kemendikbudristek. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya