Universitas Padjadjaran dan Universitas Catania Kaji Pengurangan Bahaya Tembakau di Indonesia

Riccardo Polosa menjelaskan, produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, lebih rendah risiko karena tidak melalui proses pembakaran (non-combustible).

oleh Tim News diperbarui 05 Agu 2024, 21:10 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 19:00 WIB
Kolaborasi Kajian Ilmiah Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Catania, Italia terkait kajian Konsep pengurangan bahaya (harm reduction) pada penggunaan tembakau.
Kolaborasi Kajian Ilmiah Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Catania, Italia terkait kajian Konsep pengurangan bahaya (harm reduction) pada penggunaan tembakau. (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Konsep pengurangan bahaya (harm reduction) pada penggunaan tembakau menjadi fokus kolaborasi kajian ilmiah antara dua perguruan tinggi termuka, yakni Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Catania, Italia.

Hasil dari kolaborasi riset itu diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam upaya menekan prevalensi merokok di Indonesia. Hal tersebut dipaparkan dalam kuliah umum di Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, pada Juli 2024 lalu.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Catania dan Pendiri dari The Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR), Prof. Riccardo Polosa menjelaskan, produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, lebih rendah risiko karena tidak melalui proses pembakaran (non-combustible).

Penggunaan dari kedua produk tersebut tidak menghasilkan TAR yang menjadi penyebab masalah kesehatan yang terkait dengan merokok.

“Penting untuk diketahui bahwa penyebab dampak kesehatan dari merokok sebenarnya disebabkan oleh pembakaran yang menghasilkan TAR, bukan zat nikotin itu sendiri. Alternatif ini mewakili cara untuk menghindari konsekuensi dari pembakaran yang berbahaya dan berkontribusi terhadap pengurangan risiko akibat merokok,” jelas Prof. Polosa, dikutip Senin (5/8/2024).

Sementara itu, Guru Besar FKG Unpad Prof. Amaliya juga menyampaikan konsep harm reduction sangat relevan dengan kesehatan gigi dan mulut, terutama dampak dari kebiasaan merokok.

Hal ini, lanjut dia, disebabkan perokok menghisap rokok dimulai melalui mulut, dan hisapannya menyebar ke gigi dan rongga mulut. Implementasi konsep harm reduction telah terbukti mampu meminimalkan zat-zat berbahaya yang diperkuat dengan hasil studi klinis FKG Unpad bertajuk ‘Nikotin dan Respon Gusi Pada Pengguna Vape vs Perokok Saat Mengalami Peradangan Gusi Buatan’ yang dipublikasikan pada 2021.

 

Tujuan Penelitian

Kolaborasi Kajian Ilmiah Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Catania, Italia terkait kajian Konsep pengurangan bahaya (harm reduction) pada penggunaan tembakau.
Kolaborasi Kajian Ilmiah Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Catania, Italia terkait kajian Konsep pengurangan bahaya (harm reduction) pada penggunaan tembakau. (Dok. Istimewa)

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk melihat sejauh mana gusi merespons bakteri. Hasilnya, para pengguna produk tembakau alternatif yang telah beralih dari rokok menunjukkan respons yang baik terhadap akumulasi plak atau infeksi bakteri serupa dengan yang dialami non-perokok.

Latar belakang tersebut mendorong FKG Unpad dan CoEHAR Universitas Catania melakukan kolaborasi riset SMILE Study di Indonesia dan Italia.

“Kuliah umum dan kolaborasi riset menjadi bukti adanya sinergi antara Unpad dengan Universitas Catania dalam mengkaji pengurangan bahaya di Indonesia. SMILE Study juga sudah selesai untuk penelitiannya. Hasil risetnya bisa menjadi referensi bagi pemerintah sebagai upaya mengatasi masalah merokok. Ke depannya, bukan hanya riset masalah merokok, tetapi juga bisa masalah lainnya dengan kajian pengurangan bahaya,” jelas Prof. Amaliya.

 

Kolaborasi Riset Antar-Laboratorium

Selain SMILE Study, Unpad juga melakukan kolaborasi riset yang merupakan penelitian antarlaboratorium yang membandingkan produk tembakau alternatif dengan rokok. Riset ini mereplikasi hasil penelitian in vitro bersama kajian ilmiah dari Italia, Yunani, Amerika Serikat, Serbia dan Oman.

Prof. Polosa bersama perwakilan Unpad juga telah melakukan kunjungan ke fasilitas penelitian riset tersebut. Kedua kampus juga menyediakan program pelatihan untuk berbagi pengetahuan dan menjalin jaringan laboratorium internasional.

“Studi ini punya tujuan menjalin kemitraan yang bermanfaat dengan universitas dan pusat penelitian internasional. CoEHAR sebagai leading centre melakukan pertukaran mahasiswa antaruniversitas dengan memberikan pelatihan terkait studi pengurangan bahaya selama beberapa minggu untuk mempelajari teknik penelitian dan mendorong kolaborasi penelitian baru,” tutup Prof. Polosa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya