Hari Pangan Sedunia dan Komitmen Keberlanjutan, 3 Perusahaan Kolaborasi Atasi Limbah Makanan

Dalam rangka meningkatkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggungjawab dalam pengelolaan limbah makanan dalam operasional bisnis sekaligus merayakan Hari Pangan Sedunia, 3 perusahaan ini menandatangi plakat kerjasama di Gedung RDTX Place, Jakarta, Jumat (18/10/2024).

oleh Tim News diperbarui 21 Okt 2024, 17:39 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 21:15 WIB
Bapanas Naikkan Harga Pembelian Gabah Kering Panen
Kebijakan kenaikan HPP GKP ini tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 167 Tahun 2024 tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka meningkatkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggungjawab dalam pengelolaan limbah makanan dalam operasional bisnis sekaligus merayakan Hari Pangan Sedunia, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia, PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL), bagian dari Zuellig Pharma dan PT Ray Hikmah Jaya (RHJ) menandatangani plakat kerjasama di Gedung RDTX Place, Jakarta, Jumat (18/10/2024).

CEO Danone SN Indonesia Lee Meng Thoong menjelaskan, kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan kembali susu bubuk yang tidak terserap oleh konsumen dan pasar dengan mengolahnya menjadi pakan ternak, dibandingkan dilakukan dengan proses pembakaran.

"Inisiatif ini diharapkan dapat mencegah limbah makanan dan mengurangi emisi karbon, yang menjadi salah satu fokus utama Hari Pangan Sedunia tahun ini," ujar Lee Meng Thoong, melalui keterangan tertulis, Jumat (18/10/2024).

Untuk diketahui, penandatanganan plakat Kerjasama ini dilakukan oleh CEO of Danone Specialized Nutrition Indonesia Lee Meng Thoong, Presiden Direktur APL Christophe Piganiol, dan Direktur RHJ Adi Susanto yang merupakan pemangku kepentingan dalam menggerakkan program keberlanjutan ini.

"Program ini menargetkan penggunaan kembali sebanyak 500 kg susu bubuk (termasuk kemasan) yang sudah tidak terpakai sebagai pakan ternak. Inisiatif ini diharapkan mampu mencegah 452 kg limbah makanan dan mengurangi emisi CO2 yang seharusnya dihasilkan apabila dilakukan proses pembakaran," kata Lee Meng Thoong.

Dia menjelaskan, menurut laporan United Nations Environment Programme (UNEP) bertajuk Food Waste Index 2021, Indonesia akan menjadi negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara.

Total food waste yang dihasilkan Indonesia setiap tahunnya mencapai 20,93 juta ton. Tidak dapat dipungkiri bahwa material food waste ini berasal dari berbagai sumber baik dari sektor rumah tangga juga termasuk dalam sektor industri pangan.

Sehingga kemitraan antara Danone SN Indonesia, APL, dan RHJ ini menjadi contoh pendekatan yang bertanggungjawab serta inovatif terhadap pengelolaan limbah produk.

"Kolaborasi ini juga sejalan dengan tanggung jawab lingkungan dan berkontribusi pada beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) seperti No.12 untuk Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, No. 13 untuk Aksi Iklim, serta no.17 yakni Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan," terang Lee Meng Thoong.

 

Inisiatif Sejalan dengan Strategi Keberlanjutan

Dalam rangka meningkatkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggungjawab dalam pengelolaan limbah makanan dalam operasional bisnis sekaligus merayakan Hari Pangan Sedunia, 3 perusahaan menandatangi plakat kerjasama.
Dalam rangka meningkatkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggungjawab dalam pengelolaan limbah makanan dalam operasional bisnis sekaligus merayakan Hari Pangan Sedunia, 3 perusahaan menandatangi plakat kerjasama di Gedung RDTX Place, Jakarta, Jumat (18/10/2024). (Ist)

Lee Meng Thoong mengatakan, inisiatif ini sejalan dengan strategi keberlanjutan perusahaan, Danone Impact Journey (DIJ), di mana, perusahaan berkomitmen menyediakan produk berkualitas untuk menghadirkan kesehatan bagi masyarakat Indonesia sekaligus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.

"Salah satu ambisi dalam Danone adalah untuk mengurangi limbah makanan sebesar 50% pada tahun 2030. Di Danone SN Indonesia, keberlanjutan adalah inti dari semua yang kami lakukan," kata dia.

Lee Meng Thoong menjelaskan, salah satu aksi nyat di bidang keberlanjutan adalah melakukan aksi kolaboratif dengan sejumlah mitra bisnis untuk mengurangi dampak lingkungan.

"Kali ini, kami mengembangkan program untuk menggunakan kembali produk susu bubuk yang tidak terserap oleh konsumen dan pasar sehingga mampu mengurangi limbah makanan dan emisi karbon di rantai pasokan kami," kata dia.

"Danone SN Indonesia juga menggandeng mitra yang memiliki kredibilitas di bidangnya untuk memastikan bahwa proses pengelolaan ini dapat dilakukan secara optimal," sambung Lee Meng Thoong.

 

Visi Keberlanjutan

Kekeringan Sawah
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mencatat sekitar 201 hektar lahan sawah terancam mengalami puso atau gagal panen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Presiden Direktur APL Christophe Piganiol menyatakan, kolaborasi ini menegaskan fokus APL pada keberlanjutan dan keinginan untuk bermitra dengan klien guna menciptakan dampak yang lebih besar, sesuai dengan visi keberlanjutan untuk membangun masa depan yang lebih sehat bagi komunitas yang kami layani.

"Dengan bekerja sama dengan Danone SN Indonesia dan RHJ, kami tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga membangun dasar untuk kemitraan yang lebih kuat dan lebih berkelanjutan bagi ekosistem bisnis," kata dia.

Christophe mengatakan, dengan mengolah kembali susu bubuk yang tidak terserap konsumen dan pasar menjadi pakan ternak, proyek ini juga selaras dengan upaya global menerapkan konsumsi yang bertanggungjawab.

"Limbah pangan dari susu bubuk ini memiliki nilai protein yang tinggi serta vitamin dan mineral, sehingga dengan pemanfaatan kembali susu bubuk yang tidak terserap oleh konsumen dan pasar ini bisa meningkatkan pertumbuhan hewan ternak yang mengonsumsinya dan lebih bermanfaat bagi masyarakat," ucap dia.

Penandatanganan plakat ini menandai dimulainya kemitraan yang akan memberikan dampak lingkungan yang berkelanjutan. Upaya bersama ini menegaskan bahwa keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan tindakan kolektif yang berani.

Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer
Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya