Melihat Strategi Mentan Amran dalam Mencapai Swasembada Pangan

Menurut Amran, transformasi pertanian dari tradisional menuju modern menjadi salah satu kunci keberhasilan cetak sawah guna meningkatkan produktivitas padi nasional.

oleh Iwan Tantomi pada 24 Okt 2024, 13:55 WIB
Diperbarui 24 Okt 2024, 14:35 WIB
Melihat Strategi Mentan Amran dalam Mencapai Swasembada Pangan
Credit: Kementan

Liputan6.com, Jakarta Demi mencapai target swasembada pangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengemukakan langkah Kementerian Pertanian (Kementan). Dua strategi utama adalah intensifikasi dan ekstensifikasi yang didukung dengan pertanian modern, sumber daya manusia, serta kolaborasi.

“Kita ada dua pendekatan. Pertama, intensifikasi atau peningkatan indeks tanam untuk lahan di Pulau Jawa. Kedua, kita lakukan ekstensifikasi 3 juta hektare. Target kita di 2025 cetak sawah 1 juta hektare,” ungkap Amran di Kantor Pusat Kementan, Rabu (23/10/2024).

Menurut Amran, transformasi pertanian dari tradisional menuju modern menjadi salah satu kunci keberhasilan cetak sawah guna meningkatkan produktivitas padi nasional.

“Dengan pertanian modern, produktivitas bisa dua kali lipat dan biaya produksi dapat ditekan. Panen secara tradisional butuh 25 orang. Dengan combine harvester, satu orang bisa mengerjakan cuman 4 jam,” jelasnya.

 

Melihat Strategi Mentan Amran dalam Mencapai Swasembada Pangan
Credit: Kementan

Selain itu, Amran mencontohkan teknologi lainnya, seperti benih unggul dan mekanisasi pertanian sesuai dengan kondisi lingkungan.

“Kita pendekatannya sesuai permintaan alam. Pakai bibit bagus yang menyesuaikan dengan lahan. Misal, padi biosalin yang tahan pada kondisi air asin, tahan kondisi rawa,” katanya.

Mentan Amran juga menyebut pentingnya peran sumber daya manusia untuk mewujudkan swasembada pangan. Kata Amran, Indonesia mendapat bonus demografi generasi milenial yang dapat berkontribusi membangun pertanian.

“Generasi milenial yang harus ambil peran di sektor pertanian. Cara membuat mereka terlibat di pertanian yaitu buat sektor pertanian menguntungkan. Kalau dia untung, dia produksi,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian akan menyusun regulasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini dilakukan guna memastikan produktivitas pertanian optimal dan petani sejahtera.

“Selanjutnya perlu regulasi. Kita tidak boleh egoisme sektoral, kalau perlu kita satu komando. Pertanian tidak mungkin swasembada tanpa kolaborasi dengan sektor lain,” ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya