Liputan6.com, Jakarta Pasca lengser keprabon, Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi yang sempat mudik ke Solo belasan hari, langsung kembali berkeliling di masa-masa akhir kampanye Pilkada 2024 dengan memberikan endorser ke sejumlah kandidat.
Aksi politik Jokowi itu membuat PDI Perjuangan (PDIP) bereaksi, yang kemudian meresmikan untuk mendepak orang yang pernah duduk sebagai Gubernur Jakarta itu dari partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut.
Baca Juga
Advertisement
“Dengan dipecatnya Pak Jokowi dari PDIP tentu ada pilihan bagi Pak Jokowi untuk bergabung dengan partai politik,” kata Pengamat Politik sekaligus Direktur Aljabar Strategic Arifki Chaniago melalui pesan suara diterima Liputan6.com, Selasa (10/12/2024).
Arifki memetakan, saat ini Jokowi memiliki tiga partai potensial yang bisa mengajaknya bergabung, pertama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di mana sang putra bungsunya adalah seorang ketua umum di partai tersebut.
Selain PSI, dia melanjutkan, Golkar adalah partai potensial kedua. Bahkan Sekretaris Bidang Organisasi DPP Golkar Derek Loupatty sudah menyebut sosok Jokowi dianggap sebagai anggota kehormatan, meskipun belum memiliki KTA.
“Ketiga adalah bergabung dengan Gerindra, ini kan tawarannya menuju ke sana. Saya rasa ini ada kekuatan politik yang dimiliki Pak Jokowi yang diinginkan oleh parpol lain, terutama tiga partai tadi,” ungkap Arifki.
Ambisi Politik Jokowi
Soal tujuan, Arifki meyakini ambisinya adalah Pilpres 2029. Sebab Jokowi dinilai mampu memainkan narasi politiknya untuk mendukung Gibran sebagai suksesor berikutnya.
“Ketika Pak Jokowi membutuhkan kartu politik yang lebih besar di 2029, apakah memainkan narasi politik untuk mendukung Gibran dan lainnya tentu Jokowi akan bergabung dengan partai politik. Karena ini poin politik yang menguntungkan Pak Jokowi untuk bisa membangun bargaining politik yang tinggi,” jelas Arifki.
Melihat lebih jauh 2029, Arifki memotret tiga kutub pasca Pilkada Jakarta. Selain Prabowo yang mungkin kembali mencalonkan diri dan juga Gibran yang akan menjadi suksesor Jokowi, kini muncul PDI Perjuangan dengan Pramono Anung yang memenangkan Pilkada Jakarta satu putaran.
“Ketika Pramono menang di Jakarta bahwa Trilogi kekuasaan akan terjadi di Jakarta, terlebih jika kompromi mereka tidak tercapai di 2029, maka secara tidak langsung bisa ada 3 kutub di Pilpres 2029 dan saya rasa hal itu tidak mudah,” Arifki menandasi.
Advertisement
Jokowi Buka Suara soal Tawaran Gabung Partai Golkar
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait Partai Golkar yang telah menyatakan menyambut dengan tangan terbuka jika mantan Gubernur DKI Jakarta dan keluarganya itu akan bergabung sebagai kader partai berlambang pohon beringin itu.
Tawaran itu muncul setelah Jokowi tak dianggap lagi sebagai bagian dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI).
Jokowi mengakui telah melakukan komunikasi dengan petinggi Partai Golkar. Tetapi komunikasi yang dilakukannya itu belum sampai terkait pembicaraan mengenai status untuk menjadi kader partai pimpinan Bahlil Lahadalia. “Ya semua partai kan terbuka. Dengan (Golkar) belum. Ya komunikasi ada tapi belum,” ujar Jokowi di rumahnya pada Kamis (9/12/2024).
Kemudian ketika disinggung apakah masih menimbang-nimbang terkait partai politik yang akan diikutinya usai tak dianggap sebagai kader oleh PDIP, mantan Wali Kota Solo itu pun enggan menjelaskannya lebih lanjut. “Ya masih partai perorangan,” kata dia sambil tertawa kecil.