Tantowi: Manfaatkan Penyadapan SBY, Australia Takut Indonesia

Media Australia melaporkan Perdana Menteri Kevin Rudd mengambil keuntungan dari penyadapan yang dilakukan agen intelijen Inggris itu.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Jul 2013, 12:15 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2013, 12:15 WIB
sby-asap-130624-b.jpg
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Tantowi Yahya menganggap Australia merasa terancam dan tersaingi oleh Indonesia. Sehingga pemerintah negeri kanguru itu turut memanfaatkan data penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam KTT G20 di London, Inggris pada April 2009.

"Australia selalu menjadikan Indonesia sebagai saingan dan ancaman sekaligus," kata Tantowi dalam pesan singkatnya di Jakarta, Senin (29/7/2013).

Sebelumnya, media Australia melaporkan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengambil keuntungan dari penyadapan yang dilakukan agen intelijen Inggris itu. Dalam laporan disebutkan, delegasi Australia yang hadir dalam pertemuan itu memperoleh 'dukungan intelijen yang sangat baik', termasuk informasi yang dibagikan oleh Inggris dan AS.

Menurut Tantowi, Australia harus meminta maaf jika laporan media itu benar. Namun, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar ini merasa ragu Australia bersedia meminta maaf. "Tapi apa iya mereka mau meminta maaf?" ujar dia.

Tantowi menambahkan, kegiatan penyadapan oleh intelijen asing memang lazim dilakukan oleh negara-negara yang ingin mendapatkan informasi dari negara yang menjadi target penyadapan. Namun yang jelas, penyadapan itu memperburuk citra Inggris sebagai tuan rumah pertemuan itu.

"Dengan terbukanya praktik penyadapan di konfrensi tersebut semakin memperburuk citra Inggris sebagai negara penyelenggara," ucap Tantowi. (Eks/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya