Kapabilitas Jenderal Moeldoko Jadi Panglima Tak Diragukan, Tapi..

Meski Endriartono menyesali penunjukkan Moeldoko tersebut lantaran Moeldoko baru menjabat 2 bulan sebagai KSAD.

oleh Riski Adam diperbarui 31 Jul 2013, 17:29 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2013, 17:29 WIB
endriartono-sutarto130731c.jpg
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajukan nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko kepada DPR untuk diuji kelayakan dan kepatutan sebagai Panglima TNI, menggantikan Laksamana TNI Agus Suhartono. Langkah SBY ini pun mendapat dukungan dari Mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto. Tetapi, ada hal yang disayangkan.

Menurut Endriartono, kualitas Moeldoko tak perlu diragukan. Tapi Endriartono menyesali penunjukkan Moeldoko lantaran pria kelulusan Akmil 1981 itu baru 2 bulan menjabat KSAD.

"Kan belum banyak yang bisa dilakukan. Karena tentu harus dirumuskan suatu konsep untuk perbaikan ke depan," kata  Endriartono saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (31/7/2013).

Karena itu, Endriartono yang juga merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem ini berharap pemerintah maupun pimpinan TNI dapat memperbaiki sistem kaderisasi dalam tubuh TNI. Sehingga dalam melakukan proses pergantian jabatan, tidak terlalu cepat dan dapat melihat hasil perubahan atas jabatan yang dipimpin.

"Jadi waktu 2 bulan saya rasa itu tidak cukup, tapi saya tidak permasalahkan Pak Moeldoko-nya. Karena dia pasti mampu sebagai panglima TNI. Tetapi perlu diperbaiki lagi suatu sistem kaderisasi di tubuh TNI sehingga pergantian itu tidak terlalu cepat dilaksanakan sehingga bisa tertata dengan bagus," kata Endriartono.

Moeldoko menjabat KSAD menggantikan Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo pada 20 Mei 2013 lalu. Sementara Pramono Edhie yang merupakan adik ipar Presiden SBY kini telah bergabung dan duduk sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. (Ali/Ism)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya