5 Universitas Asal Inggirs Akan Kaji Polusi Udara di Palembang

Tergolong kota besar, 5 universitas asal Inggris akan melakukan pengkajian polusi udara di Kota Palembang.

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Sep 2013, 02:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2013, 02:30 WIB
kabut-palembang-130909d.jpg
Sebanyak 5 universitas asal Inggris yang tergabung dalam tim Center for Low Carbon Future akan melakukan pengkajian polusi udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Sebab, Palembang tergolong salah satu kota besar di Indonesia.

Koordinator Center for Low Carbon Future Prof Andy ketika beraudiensi dengan Wakil Wali Kota Palembang, Harnojoyo mengatakan, akan mengkaji seberapa tinggi tingkat polusi udara di kota tersebut.

"Penelitian akan dilakukan sampai akhir tahun oleh ahli dari 5 universitas asal Inggris," kata dia, Senin (9/92013).

Menurut dia, penelitian menjadi salah satu upaya untuk memberikan masukan kepada pemkot setempat sebagai acuan menyikapi hasil pengkajian kelak.

Empat sektor yang akan diteliti polusi udara tersebut adalah industri, transportasi dan perumahan serta sampah.

Ia mengatakan, penelitian dilakukan secara bertahap sampai akhirnya menghasilkan solusi dalam mengantisipasi dampak polusi udara.

Dengan demikian, kota yang dibelah Sungai Musi ini meskipun terus berkembang, polusi udaranya akan mampu ditekan.

Sementara Peneliti Badan Litbang Kementerian Perhubungan, Zulfikri mengatakan sampai sejauh ini industri dan transportasi menjadi penyumbang tertinggi polusi udara.

Karena itu, kajian yang dilakukan perwakilan universitas akan menghitung tingkat pencemaran dan kondisi ideal karbon di Kota Palembang, ujarnya.

Dia menambahkan, teknologi-teknologi dalam penghitungan polusi udara tersebut dipastikan akan membantu pemerintah dalam meminimalisir emisi gas buang dari industri dan transportasi.

Tentunya, berkaitan dengan program yang telah dilaksanakan, seperti mengganti bahan bakar minyak menjadi gas.

Kepala Bidang Transportasi dan Rel Dishub Kota Palembang Agus Supriyanto menambahkan, kegiatan tim dari Inggris tersebut tentunya erat hubungan dengan kebijakan pemkot setempat yang terus menekan emisi gas buang.

Di mana secara rutin pihaknya melakukan pengujian emisi kendaraan pribadi dan umum gratis dan kegiatan lainnya.

Agus menambahkan, program penggantian bahan bakar minyak menjadi gas juga satu hal yang dipertimbangkan tim melakukan uji polusi udara di kota tersebut.

Setelah sekitar 700 unit konverter kit dipasang ke kendaraan dinas dan angkutan perkotaan tahun ini, pihaknya akan melanjutkan program memasang 1.000 konverter kit. (Osc/Ant)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya