Teka-teki isi SMS atau pesan singkat Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang diduga terkait langkah partainya melawan Anas Urbaningrum beserta ormasnya, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) dibantah elit Partai Demokrat.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Jhony Allen Marbun menyatakan, isi pesan singkat Presiden SBY kepada pengurus inti Partai Demokrat, hanyalah dalam rangka persiapan rapat kerja nasional (rakernas) yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
"Pertama, dalam rangka persiapan rakernas. Poinnya, untuk meningkatkan konsolidasi dalam rangka pemenangan pemilu legislatif," ungkap Jhony di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Terkait sikap dan langkah PPI yang terkesan menyudutkan Partai Demokrat, Jhony menjelaskan langkah-langkah yang telah dilakukan PPI justru tidak merugikan partainya. Jhony mengimbau agar rekannya yang kini bergabung dengan PPI tidak mengkritik Partai Demokrat dan SBY. Sebab, Partai Demokrat ibarat ibu kandung PPI.
"Demokrat itu ibunya, jadi enggak boleh mengkritik, kalau beri saran kan boleh. Demokrat itu rumah kita, saya tidak katakan bekas dari rumah kita. Demokrat masih rumah dia (Anas Urbaningrum), cuma bukan ketum," ungkapnya.
Menurut Jhony, memberikan saran boleh saja, namun tidak boleh dengan makian. "Gunakanlah (PPI) untuk yang positif. Saya enggak punya hak berkomentar tentang rumah tangga orang. Tapi bagi yang pernah bertetangga, jangan gitu dong. Dulu kita pernah 1 cangkir, 1 piring, dan 1 teko," tukas Jhony. (Rmn/Yus)
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Jhony Allen Marbun menyatakan, isi pesan singkat Presiden SBY kepada pengurus inti Partai Demokrat, hanyalah dalam rangka persiapan rapat kerja nasional (rakernas) yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
"Pertama, dalam rangka persiapan rakernas. Poinnya, untuk meningkatkan konsolidasi dalam rangka pemenangan pemilu legislatif," ungkap Jhony di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Terkait sikap dan langkah PPI yang terkesan menyudutkan Partai Demokrat, Jhony menjelaskan langkah-langkah yang telah dilakukan PPI justru tidak merugikan partainya. Jhony mengimbau agar rekannya yang kini bergabung dengan PPI tidak mengkritik Partai Demokrat dan SBY. Sebab, Partai Demokrat ibarat ibu kandung PPI.
"Demokrat itu ibunya, jadi enggak boleh mengkritik, kalau beri saran kan boleh. Demokrat itu rumah kita, saya tidak katakan bekas dari rumah kita. Demokrat masih rumah dia (Anas Urbaningrum), cuma bukan ketum," ungkapnya.
Menurut Jhony, memberikan saran boleh saja, namun tidak boleh dengan makian. "Gunakanlah (PPI) untuk yang positif. Saya enggak punya hak berkomentar tentang rumah tangga orang. Tapi bagi yang pernah bertetangga, jangan gitu dong. Dulu kita pernah 1 cangkir, 1 piring, dan 1 teko," tukas Jhony. (Rmn/Yus)