Lorent (22) rekan korban sesama satpam menjelaskan, Bachrudin merupakan satpam baru di Seribu Ruko, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat. Menurut Lorent, hal itu yang membuat korban tak takut kepada Briptu W dan menolak memberi hormat.
Briptu W sendiri, masih kata Lorent, sudah sering datang ke kompleks tersebut untuk meminta jatah berupa uang maupun minuman keras.
"Dia sudah sering kemari. Biasanya minta jatah untuk mabuk. Padahal dia ke sini ya sudah dalam keadaan mabuk. Kalau korban, dia belum lama kerja di sini, baru sekitar 3 bulan," terangnya.
Lorent menjelaskan, pelaku merupakan anggota brimob berpangkat briptu. "Sudah lama dia merasa jagoan di sini. Security harus hormat saat dia lewat. Kalau tidak, dia pasti akan marah," jelasnya.
Pistol menjadi senjata andalan bagi Briptu W untuk membuat para satpam Seribu Ruko takut kepadanya. Lorent mengaku pernah sekali lupa memberi hormat kepada pelaku. Akibatnya, ia dipanggil kemudian ditodong sebuah pistol sambil dibentak-bentak.
"Saya waktu itu lupa tidak hormat. Langsung dia mendekat sambil memanggil saya. Dia segera mengeluarkan pistol dan menodongkan ke kepala saya. Dia bilang, kalau lain kali saya tidak hormat, dia tidak segan-segan akan menembak," Lorent berkisah. (Ali)
Briptu W sendiri, masih kata Lorent, sudah sering datang ke kompleks tersebut untuk meminta jatah berupa uang maupun minuman keras.
"Dia sudah sering kemari. Biasanya minta jatah untuk mabuk. Padahal dia ke sini ya sudah dalam keadaan mabuk. Kalau korban, dia belum lama kerja di sini, baru sekitar 3 bulan," terangnya.
Lorent menjelaskan, pelaku merupakan anggota brimob berpangkat briptu. "Sudah lama dia merasa jagoan di sini. Security harus hormat saat dia lewat. Kalau tidak, dia pasti akan marah," jelasnya.
Pistol menjadi senjata andalan bagi Briptu W untuk membuat para satpam Seribu Ruko takut kepadanya. Lorent mengaku pernah sekali lupa memberi hormat kepada pelaku. Akibatnya, ia dipanggil kemudian ditodong sebuah pistol sambil dibentak-bentak.
"Saya waktu itu lupa tidak hormat. Langsung dia mendekat sambil memanggil saya. Dia segera mengeluarkan pistol dan menodongkan ke kepala saya. Dia bilang, kalau lain kali saya tidak hormat, dia tidak segan-segan akan menembak," Lorent berkisah. (Ali)