Eks Kepala BIN: Kalau Dubes Ditarik, Kita Ngintelin Pakai Apa?

Kalau Dubes ditarik, berarti Indonesia tidak punya 'intelijen putih.'

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 21 Nov 2013, 10:26 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2013, 10:26 WIB
dubes-ri-australia-2-131120c.jpg
Aksi penyadapan Australia atas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat berbuntut panjang. Indonesia telah menarik duta besarnya di Canberra.

Menurut mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) AM Hendripriyono, langkah penarikan itu tidak tepat. "Semangat nasionalisme harus cerdas, jangan bego. Narik dubes, mau putus hubungan, itu berbahaya," kata Hendropriyono saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (21/11/2013).

Kalau Dubes ditarik, berarti Indonesia tidak punya 'intelijen putih.' Menurut Hendripriyono, "Sama saja kita mau marah, mau bunuh lawan, tapi malah bunuh diri. Kalau dubes ditarik, intelijen putih nggak ada, kita cari informasi pakai apa?"

Namun, Hendropriyono yakin, penarikan dubes hanya untuk konsultasi, bukan berarti pencabutan seterusnya. "Kalau pencabutan seterusnya sama saja bunuh diri," katanya.

Dubes RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema menyatakan belum akan kembali ke posnya di Canberra sebelum adanya respons positif dari Australia.

"Belum tahu (kapan kembali ke Canberra), itu kan tergantung bagaimana respons dari pemerintah Australia. Kita harapkan yang terbaik yang dapat kita peroleh dari kepulangan atau pemanggilan saya ke mari," jelas Nadjib usai bertemu SBY di Kantor Presiden, Rabu 20 November. [baca: Belum Akan Kembali, Dubes RI Tunggu Respons Australia] (Yus/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya