Nama Ahok semakin santer disebut akan menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta karena Jokowi digadang-gadang menjadi calon presiden PDIP pada Pemilu 2014. Namun, jika skenario itu benar-benar terjadi, apakah Ahok yang bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu harus menjadi kader PDIP sebagai syarat naik tahta DKI 1?
"Ya haruslah, nanti kita bilang ya sama Pak Ahok supaya ikut kita," kata Ketua Fraksi PDIP DPR Puan Maharani sambil bercanda di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Untuk diketahui, Joko Widodo alias Jokowi yang saat ini menjadi Gubernur merupakan kader dari PDIP. Sementara Ahok dulunya merupakan politisi Golkar dan diusung oleh Gerindra dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 silam.
Namun Puan menjelaskan, PDIP bukanlah partai yang memaksa seseorang untuk ikut menjadi bagiannya. Karena itu ia membebaskan Ahok untuk memilih tetap sebagai kader Gerindra atau berganti kostum, menjadi kader partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
"Kan nggak ada yang bisa maksa seseorang untuk masuk partai manapun. Jadi kalau ada yang berkeinginan masuk ke PDIP ya itu pintu PDIP terbuka lebar. Kita lihat dulu orangnya dan visinya," imbuh dia.
Puan juga menceritakan kalau Ahok kerap menghabiskan waktu dengan dirinya dan Megawati. Bahkan, cucu Proklamator Indonesia Soekarno itu mengatakan, jalinan politik yang harmonis juga kerap dilakukan bersama-sama saat perjamuan makan dilakukan.
Meski demikian, Puan menegaskan tidak mau berandai-andai bila Ahok akan mengisi jabatan gubernur. Sebab, hingga saat ini Gubernur DKI Jakarta masih Jokowi.
"Pak Jokowi masih bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta dan belum ada keputusan apa-apa atau nanti digantikan Pak Ahok, belum ada. Jadi kita nggak akan berandai-andai," tuturnya.
"Mungkin itu keinginan Pak Ahok," tandas Puan sambil tertawa kecil. (Adm/Eks)
"Ya haruslah, nanti kita bilang ya sama Pak Ahok supaya ikut kita," kata Ketua Fraksi PDIP DPR Puan Maharani sambil bercanda di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Untuk diketahui, Joko Widodo alias Jokowi yang saat ini menjadi Gubernur merupakan kader dari PDIP. Sementara Ahok dulunya merupakan politisi Golkar dan diusung oleh Gerindra dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 silam.
Namun Puan menjelaskan, PDIP bukanlah partai yang memaksa seseorang untuk ikut menjadi bagiannya. Karena itu ia membebaskan Ahok untuk memilih tetap sebagai kader Gerindra atau berganti kostum, menjadi kader partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
"Kan nggak ada yang bisa maksa seseorang untuk masuk partai manapun. Jadi kalau ada yang berkeinginan masuk ke PDIP ya itu pintu PDIP terbuka lebar. Kita lihat dulu orangnya dan visinya," imbuh dia.
Puan juga menceritakan kalau Ahok kerap menghabiskan waktu dengan dirinya dan Megawati. Bahkan, cucu Proklamator Indonesia Soekarno itu mengatakan, jalinan politik yang harmonis juga kerap dilakukan bersama-sama saat perjamuan makan dilakukan.
Meski demikian, Puan menegaskan tidak mau berandai-andai bila Ahok akan mengisi jabatan gubernur. Sebab, hingga saat ini Gubernur DKI Jakarta masih Jokowi.
"Pak Jokowi masih bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta dan belum ada keputusan apa-apa atau nanti digantikan Pak Ahok, belum ada. Jadi kita nggak akan berandai-andai," tuturnya.
"Mungkin itu keinginan Pak Ahok," tandas Puan sambil tertawa kecil. (Adm/Eks)