Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menduga adanya transaksi mencurigakan di rekening parpol menjelang Pemilu 2014. KPK pun akan belajar dari sejarah dalam mencegah terjadinya korupsi untuk kepentingan kemenangan parpol dalam pemilu.
"Belajar dari sejarah di masa lalu ada kasus BLBI, Bank Global, Century dan lainnya. Kasus-kasus perbankan biasanya muncul dekat-dekat pemilu," ungkap Ketua KPK Abraham Samad saat berkunjung ke Redaksi Liputan6.com dan SCTV, Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Menjelang Pemilu 2014, sambung dia, KPK sudah melakukan langkah-langkah preventif agar kejahatan keuangan dan kejahatan perbankan bisa dideteksi secara dini agar tidak terjadi.
"Karena kejahatan-kejahatan perbankan terlanjur terjadi, maka kerugian negara yang sudah terlanjur hilang itu untuk mengembalikannya pastilah tidak signifikan. Untuk itu kita lakukan langkah-langkah preventif agar kejahatan-kejahatan perbankan, keuangan, yang biasanya jelang pemilu ini bisa diantisipasi," papar Samad.
Sebelumnya, Ketua PPATK Muhammad Yusuf menengarai adanya transaksi mencurigakan terkait politik uang menjelang pemilu.
"Dari riset kita memang kita menemukan, satu tahun menjelang pemilu, saat pemilu, dan satu tahun pascapemilu, itu transaksi mencurigakan meningkat. Padahal tidak berhubungan secara signifikan dengan kondisi bisnis di negeri ini. Sehingga disinyalir itulah praktik-praktik politik uang," kata Yusuf.
Yang lebih aneh lagi, menurut Yusuf, adalah rekening parpol dengan jumlah saldo tak seberapa, namun hilir mudik uang di rekening itu fantastis. "Kita juga menemukan parpol tertentu, jumlah uang di rekening parpol itu sedikit, tapi aktivitas fungsionaris begitu masif dan luas. Lantas itu uang dari mana?" heran Yusuf. (Mut/Sss)
"Belajar dari sejarah di masa lalu ada kasus BLBI, Bank Global, Century dan lainnya. Kasus-kasus perbankan biasanya muncul dekat-dekat pemilu," ungkap Ketua KPK Abraham Samad saat berkunjung ke Redaksi Liputan6.com dan SCTV, Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Menjelang Pemilu 2014, sambung dia, KPK sudah melakukan langkah-langkah preventif agar kejahatan keuangan dan kejahatan perbankan bisa dideteksi secara dini agar tidak terjadi.
"Karena kejahatan-kejahatan perbankan terlanjur terjadi, maka kerugian negara yang sudah terlanjur hilang itu untuk mengembalikannya pastilah tidak signifikan. Untuk itu kita lakukan langkah-langkah preventif agar kejahatan-kejahatan perbankan, keuangan, yang biasanya jelang pemilu ini bisa diantisipasi," papar Samad.
Sebelumnya, Ketua PPATK Muhammad Yusuf menengarai adanya transaksi mencurigakan terkait politik uang menjelang pemilu.
"Dari riset kita memang kita menemukan, satu tahun menjelang pemilu, saat pemilu, dan satu tahun pascapemilu, itu transaksi mencurigakan meningkat. Padahal tidak berhubungan secara signifikan dengan kondisi bisnis di negeri ini. Sehingga disinyalir itulah praktik-praktik politik uang," kata Yusuf.
Yang lebih aneh lagi, menurut Yusuf, adalah rekening parpol dengan jumlah saldo tak seberapa, namun hilir mudik uang di rekening itu fantastis. "Kita juga menemukan parpol tertentu, jumlah uang di rekening parpol itu sedikit, tapi aktivitas fungsionaris begitu masif dan luas. Lantas itu uang dari mana?" heran Yusuf. (Mut/Sss)