Sebuah bom membunuh seorang bocah laki-laki dan melukai 24 orang. Bom tersebut meledak di area perbelanjaan yang sibuk di Ibukota Thailand. Aksi bom itu terjadi setelah PM cantik Thailand Yingluck Shinawatra berjanji untuk bersikap atas sikap para demonstran yang melumpuhkan sebagian kota.
Seperti dilansir Liputan6.com dari Reuters, Minggu (23/2/2014), bom meledak di bagian di mana para demonstran berkumpul. Cipratan darah dan sandal berserakan di dekat Mal Central World, tepatnya di depan toko kaos bertuliskan 'Land of Smile'.
Erawan Medical Center menyatakan, beberapa anak mengalami luka parah di bagian kepala. "1 Bocah di antaranya yang diperkirakan berumur 12 tahun meninggal dunia akibat efek ledakan bom. Anak lain sedang menjalani operasi dan 3 lainnya sedang berada di ruang gawat darurat," ujar salah seorang perawat di Rumah Sakit Ramathibodi.
Pemimpin dari pro pemerintah United Front for Democracy against Dictatorship (UDD) Jatuporn Prompan berjanji akan berurusan dengan pemimpin anti pemerintah Suthep Thaugsuban.
"Pertempuran akan lebih keras dari sebelumnya. Anda harus pikir bagaimana kita bisa berurusan dengan Suthep dan para pendukungnya," ujar Jatuporn menyemangati pendukungnya di Nakhon Ratchasima.
Tidak diketahui pasti apakah Jatuporn membuat pernyataan tersebut untuk perang dengan senjata. Namun, ia berbicara beberapa jam setelah orang-orang bersenjata menembak terhadap barisan anti pemerintah dan melemparkan alat peledak di distrik Khao Saming dari provinsi timur Trat, yang menewaskan gadis berusia 5 tahun dan melukai 41 orang.
Baca juga:
1.000 Traktor Petani Thailand Blokir Bandara
[VIDEO] Ribuan Petani Thailand Tuntut PM Yingluck Bayar Beras
Bentrok Tewaskan 5 Orang, Massa Kepung Kantor PM Cantik Yingluck
Seperti dilansir Liputan6.com dari Reuters, Minggu (23/2/2014), bom meledak di bagian di mana para demonstran berkumpul. Cipratan darah dan sandal berserakan di dekat Mal Central World, tepatnya di depan toko kaos bertuliskan 'Land of Smile'.
Erawan Medical Center menyatakan, beberapa anak mengalami luka parah di bagian kepala. "1 Bocah di antaranya yang diperkirakan berumur 12 tahun meninggal dunia akibat efek ledakan bom. Anak lain sedang menjalani operasi dan 3 lainnya sedang berada di ruang gawat darurat," ujar salah seorang perawat di Rumah Sakit Ramathibodi.
Pemimpin dari pro pemerintah United Front for Democracy against Dictatorship (UDD) Jatuporn Prompan berjanji akan berurusan dengan pemimpin anti pemerintah Suthep Thaugsuban.
"Pertempuran akan lebih keras dari sebelumnya. Anda harus pikir bagaimana kita bisa berurusan dengan Suthep dan para pendukungnya," ujar Jatuporn menyemangati pendukungnya di Nakhon Ratchasima.
Tidak diketahui pasti apakah Jatuporn membuat pernyataan tersebut untuk perang dengan senjata. Namun, ia berbicara beberapa jam setelah orang-orang bersenjata menembak terhadap barisan anti pemerintah dan melemparkan alat peledak di distrik Khao Saming dari provinsi timur Trat, yang menewaskan gadis berusia 5 tahun dan melukai 41 orang.
Demonstrasi besar-besaran mulai terjadi sejak akhir November 2013. Aksi protes dipicu kontroversi RUU Amnesti Politik yang didukung pemerintah.
Para demonstran menilai dukungan pemerintah atas RUU tersebut merupakan upaya untuk memberi peluang kakak kandung Yingluck, mantan PM Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand dari pelarian tanpa menjalani hukuman atas kasus korupsi.
Bahkan yang terbaru, kepala negara berparas cantik itu diduga tersandung kasus korupsi terkait subsidi beras.(Alv/Rmn)Baca juga:
1.000 Traktor Petani Thailand Blokir Bandara
[VIDEO] Ribuan Petani Thailand Tuntut PM Yingluck Bayar Beras
Bentrok Tewaskan 5 Orang, Massa Kepung Kantor PM Cantik Yingluck