Gerakan Yoga Bisa Bantu Kelola Kadar Gula Darah, Begini Alasannya Menurut Ahli

Untungnya, ada cara untuk mengatasi masalah gula darah dan diabetes tipe 2. Salah satunya melakukan aktivitas fisik.

oleh Aprilia Wahyu Melati diperbarui 20 Jul 2023, 14:40 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2023, 14:40 WIB
Yoga
Ilustrasi Yoga Credit: pexels.com/John

Liputan6.com, Jakarta Para dokter sering menyarankan perbanyak olahraga karena berperan penting dalam menjaga kesehatan salah satunya penderita diabetes.

Meskipun gerakan apa pun dapat bermanfaat, beberapa penelitian menunjukkan bahwa berlatih yoga secara khusus selama beberapa menit per hari berpotensi membantu menjaga kadar gula darah.

Saat makan, sebagian dari makanan itu dipecah menjadi glukosa, yang kemudian dilepaskan ke aliran darah. Saat kadar gula darah naik, pankreas melepaskan insulin, hormon yang memungkinkan sel-sel di tubuh kita menggunakan gula itu untuk energi.

Akan tetapi, jika tubuh terus-menerus dibebani dengan terlalu banyak gula dalam aliran darah, Anda dapat mengembangkan kondisi yang disebut resistensi insulin.

Dalam hal ini, sel-sel berhenti merespons insulin dan akhirnya terlalu banyak gula tertinggal di aliran darah. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, kehilangan penglihatan, kerusakan saraf, dan penyakit ginjal.

Untungnya, ada cara untuk mengatasi masalah gula darah dan diabetes tipe 2. Salah satunya melakukan aktivitas fisik.

“Ada data kuat pada penderita diabetes bahwa olahraga atau aktivitas fisik meningkatkan sensitivitas insulin dan kontrol gula darah,” kata ahli endokrin bersertifikat, spesialis pengobatan gaya hidup, dan pendiri Unified Endocrine and Diabetes Care Chhaya Makhija seperti melansir Well and Good, Kamis (20/7/2023).

“Untuk orang dewasa dengan diabetes, rekomendasi dari American Diabetes Association adalah melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang hingga kuat selama 150 menit atau lebih per minggu yang tersebar setidaknya selama tiga hari per minggu, dengan tidak lebih dari dua hari berturut-turut tanpa aktivitas.”

Untuk lebih jelasnya, olahraga bukanlah pengganti mengonsumsi insulin. Selain itu, menjadi aktif juga bukan berarti Anda tidak perlu lagi memantau kadar glukosa.

Bagi penderita diabetes tipe 1, menghentikan insulin atau gagal memantau glukosa darah dapat mengancam jiwa. Penderita dengan tipe 2 juga perlu memantau glukosa dan mengonsumsi insulin jika diresepkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Yoga Bermanfaat Menjaga Kadar Gula Darah

Ilustrasi sikap lilin, head stand, senam lantai
Ilustrasi sikap lilin, head stand, senam lantai (Yoga nature photo created by frimufilms - www.freepik.com)

Yoga adalah praktik kuno yang berasal dari agama Hindu di India. Yoga "asana" atau postur, biasanya adalah gerakan yang Anda praktikkan di kelas yoga di studio atau gym setempat.

Asana hanyalah salah satu dari delapan cabang yoga, yang mencakup yang lain seperti meditasi (dhyana), dan pernapasan (pranayama).

Secara tradisional, yoga digunakan sebagai alat untuk mendorong penyatuan antara pikiran dan tubuh. Jadi, tidak mengherankan, banyak postur dan praktik yoga diketahui sangat berguna dalam mengelola kondisi kesehatan tertentu.

Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa yoga mungkin memiliki beberapa manfaat khusus untuk manajemen gula darah.

Satu studi pada 2014 yang melibatkan lebih dari 11.000 orang menemukan bahwa hanya tiga bulan intervensi gaya hidup berbasis yoga dikaitkan dengan remisi pradiabetes dan pencegahan diabetes tipe 2.

Selain itu, studi 2018 menemukan bahwa praktik seperti surya namaskar (salam matahari) terkait dengan penurunan kadar gula darah, kemungkinan karena meningkatkan kemampuan tubuh Anda menggunakan gula untuk energi dengan meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan daya tahan.

Postur duduk dan membungkuk ke depan dikaitkan dengan fungsi pankreas yang lebih baik. Para peneliti menyimpulkan ini mungkin karena pose ini membantu memijat pankreas dan merangsang sekresi insulin.

 


Peran Stres Dan Suasana Hati

Mengelola stres adalah faktor kunci lain dalam hal manajemen gula darah. Menurut tinjauan 2018, stres psikologis meningkatkan risiko dan tingkat keparahan diabetes tipe 2 dengan merangsang sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA), jalur hormonal dalam tubuh yang mengatur proses seperti pencernaan, kekebalan, suasana hati, dan seksualitas.

Aktivasi kronis sumbu HPA telah dikaitkan dengan kontrol gula darah yang buruk dan komplikasi pada penderita diabetes, seperti neuropati diabetik.

Ini adalah area lain di mana yoga dapat membantu. “Yoga bukan hanya gerakan fisik — yoga juga mencakup latihan pernapasan yang disebut yoga pranayama, meditasi, dan latihan kesadaran,” kata Makhija.

“Praktik-praktik ini telah terbukti merangsang sistem saraf parasimpatis yang membantu kita mengatasi tekanan psikologis. Menerapkan perilaku sehat yang positif, meningkatkan hubungan sosial serta hubungan dengan diri sendiri dapat memberikan manfaat kesehatan yang luas pada penderita diabetes.”

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya