Hati-hati, Ini Kalimat yang Kadang Kamu Tidak Sadar Jika Ini Kasar

Sebagai pelatih berbicara di depan umum, John Bowe, selalu mendorong orang-orang untuk memikirkan pendengar mereka dengan hati-hati sebelum berbicara.

oleh Vatrischa Putri Nur Sutrisno diperbarui 06 Nov 2023, 07:53 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2023, 23:59 WIB
Ilustrasi amarah, emosi, marah
Ilustrasi amarah, emosi, marah. (Photo created by drobotdean on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kita semua harus berkomunikasi dengan orang lain setiap hari, jadi tidak dapat dihindari bahwa kita kadang-kadang akan merasa terganggu, atau bahkan tersinggung oleh hal-hal yang kita dengar. Namun, pertimbangkan kemungkinan bahwa terkadang Anda mungkin bersalah karena menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja.

Sebagai pelatih berbicara di depan umum, John Bowe, selalu mendorong orang-orang untuk memikirkan pendengar mereka dengan hati-hati sebelum berbicara.

Tidak mungkin untuk mengevaluasi setiap kata sebelumnya, namun akan sangat membantu jika kita mengetahui frasa atau sikap yang membuat kita tidak dapat berkomunikasi secara efektif.

Berikut adalah tujuh frasa kasar yang selalu digunakan oleh orang-orang yang memiliki etika bicara yang kurang baik dan apa yang harus dikatakan sebagai gantinya:

1. "Bukankah Anda ingin ... (melakukan sesuatu)?"

Frasa ini sangat bagus ketika Anda menawarkan pilihan kepada seseorang, misal "Apakah Anda ingin pergi makan siang dengan saya?".

Namun, sebagai cara untuk menyampaikan perintah, seperti "Bukankah Anda ingin membuang sampah?", secara tidak langsung terkesan meremehkan.

Apa yang harus dikatakan sebagai gantinya:

Nyatakan permintaan Anda secara langsung. Mengutarakan permintaan dengan bertanya, "Bisakah Anda membantu saya?" adalah hal yang sopan. Lagipula, orang pada umumnya suka membantu. Tetapi mereka tidak suka merasa dimanipulasi.

2. Hal Ini

Frasa ini menegaskan bahwa apa pun yang muncul setelahnya akan menjadi pendapat akhir dan otoritatif tentang subjek yang sedang dibahas.

Bahkan ketika digunakan secara tidak sengaja, frasa ini bisa terdengar sedikit "sok". Orang yang benar-benar berwibawa cenderung tidak membuang-buang waktu untuk pernyataan yang menguras tenaga.

Apa yang harus dikatakan sebagai gantinya:

Jika Anda menawarkan pendapat, pertimbangkan untuk mengawali pernyataan Anda dengan "Menurut saya..." Kedua kata ini menghilangkan kesan bahwa Anda membuat pernyataan yang "sok".

3. "Benarkah?"

Dalam beberapa tahun terakhir, pertanyaan retorik yang memaksa ini telah menjadi hal yang biasa, terutama dalam wawancara dengan atlet dan politisi. "Ini adalah periode paling penting dalam musim ini, iya kan?" atau "Kita belum pernah melihat situasi seperti ini, iya kan?")

Paling banter, ini adalah pengisi kalimat yang tidak berguna. Tetapi bisa juga terasa seperti dorongan manipulatif untuk mencapai kesepakatan.

Apa yang harus dikatakan:

Jika Anda menginginkan pendapat seseorang, mintalah pendapatnya dengan cara yang netral, daripada menuntut konfirmasi: "Saya tidak bisa memikirkan momen yang lebih kritis bagi tim. Bisakah Anda?"

4. Kita akan Cari Solusinya

Frasa ini adalah penutup percakapan. Ini terdengat kejam. Meskipun penting untuk mendelegasikan, kepemimpinan menuntut bahwa jika seorang karyawan membutuhkan bantuan atau mencoba berkomunikasi tentang hambatan, tugas Anda adalah membantu mereka menyelesaikannya, bukan menghina mereka.

Apa yang harus dikatakan sebagai gantinya:

Bahasa yang lebih hangat dan pendekatan yang terbuka akan selalu mendorong eksplorasi solusi yang lebih baik. Perubahan yang sederhana bisa dilakukan dengan mengatakan: "Baiklah, mari kita bicarakan dan cari jalan keluarnya."

5. "Memang begitulah adanya."

Menurut pengalaman saya, frasa ini biasanya digunakan sebagai kalimat terakhir dari sebuah keluhan.

Jika seseorang meminta simpati atau bantuan, Anda mungkin ingin atau tidak ingin atau tidak punya waktu membantu mereka, tapi setidaknya bersikaplah baik untuk mengakhiri percakapan.

Apa yang harus dikatakan:

Coba tunjukkan sedikit rasa ingin tahu dan empati. Anda tidak perlu berpura-pura atau terlalu demonstratif. Tapi katakan sesuatu yang sederhana seperti, "Itu sulit. Saya turut prihatin kamu mengalami hal itu," dapat membuat perbedaan dengan membuat orang lain merasa didengar.

6. Tentu Saja

Kata ini secara halus atau tidak terlalu halus menyampaikan bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan pembicara adalah salah. Meskipun Anda tidak menyadarinya, menggunakannya dapat membuat Anda tampak sombong.

Apa yang harus dikatakan sebagai gantinya:

Diamlah saja dan ingatlah bahwa keheningan bisa menjadi hal yang indah. Pembicara yang paling efektif tahu bahwa membuktikan superioritas atau kebenaran Anda hanya membuang-buang waktu dan tidak akan membuat Anda mendapatkan teman.

7. "Jika Anda ingin tahu pendapat jujur saya..."

Pertama-tama, perhatikan apakah ada orang yang meminta pendapat Anda? Jika ya, mereka mungkin tidak mengharapkan atau membutuhkan jawaban yang menyamar sebagai kejujuran.

Apa yang harus dikatakan sebagai gantinya:

Orang menginginkan bantuan, dukungan, dan solusi. Mengatakan "mungkin" alih-alih menawarkan "pendapat jujur" Anda adalah kata pengantar yang sangat baik. Mengatakan "maaf" jika komentar yang tidak sopan tidak dapat diterima akan jauh lebih produktif daripada pembenaran diplomatis yang dibuat-buat untuk menunjukkan rasa dendam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya