OPINI: Logistics in Sport, Mencegah Tragedi

Tidak ada istilah mahal jika menyangkut nyawa manusia.

oleh Liputan Enam diperbarui 11 Okt 2022, 00:01 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2022, 23:30 WIB
ilustrasi Sepak Bola
ilustrasi Sepak Bola (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian mengenai manajemen logistik pada area olahraga memang tidak sepopuler di area lainnya seperti industri manufaktur, baik yang berhubungan dengan transportasi barang atau jasa, produksi, persediaan, pergudangan dan lainnya.

Hingga saat ini, riset manajemen logistik olahraga masih berada dalam tahapan embrio. Akibatnya jarang yang menganggap serius pentingnya keilmuan logistik terkait olahraga.

Terlebih para masyarakat umum yang merasa hanya menjadi penikmat pertandingan olahraga. Mereka, mungkin, tidak atau minimal belum merasa relevan dengan peristiwa yang terjadi baru-baru ini.

Padahal ilmu Manajemen Logistik seharusnya sangat dekat dengan mereka. Terlebih buat para penggemar yang gemar menyaksikan pertandingan olahraga secara langsung dan beramai-ramai di suatu lokasi yang terkonsentrasi seperti gelanggang atau stadion.

Secara sederhana, logistik dapat dijelaskan sebagai pengaplikasian konsep manajemen pada bidang kelogistikan. Tujuan manajemen logistik adalah mengatur pergerakan berbagai entitas dalam sistem misalnya barang, orang, atau dokumen agar efektif, efisien, tepat sasaran dan hemat sumber daya.

Pada manajemen logistik yang umum, kita dapat mengidentifikasi komponen-komponen dasar penyusunnya yang terdiri dari perencanaan permintaan, pengelolaan bahan baku, penyimpanan, transportasi barang, dan sebagainya.

Manajemen logistik sangat penting dipahami dan diterapkan ketika ada perkumpulan massa seperti konser musik, tabligh akbar, festival makanan atau buku, pagelaran busana, wisuda, dan tentu saja event besar olahraga. Mengingat banyaknya orang yang terlibat dalam acara tersebut, tentunya perlu ada aturan agar acara yang sudah direncanakan dapat berjalan tertib dan lancar, tidak ada kerusuhan dan kekacuan baik kecil maupun besar.

Mengatur pergerakan massa tingkat kelurahan saat 17-an saja sudah menantang apalagi jika yang dihadapi adalah puluhan hingga ratusan ribu orang dalam satu waktu, tentunya bukan pekerjaan yang mudah.

 

Riset Manajemen Logistik Olahraga

Suporter Liga Indonesia
Ilustrasi suporter Liga Indonesia. (Dok Bola.com)

David M. Herold dkk dari Institute of Transport and Logistics Management, Vienna University of Economics and Business, mengeluarkan hasil penelitian yang merangkum topik manajemen logistik olahraga pada 2019, dengan judul “Sport logistics research: reviewing and line marking of a new field".

Hasil studi mereka menyebutkan bahwa riset bidang logistik terkait aktivitas dan manajemen acara olahraga sangatlah sedikit (heavily under-researched). Minimnya riset bidang tersebut menyebabkan ilmu tersebut kurang berkembang, namun di sisi lain juga membuka peluang besar untuk menjadikannya fokus pendalaman dan pembaruan keilmuan.

Selain itu dalam risetnya, Herold, dkk. mengusulkan kerangka logistik olahraga yang terdiri dari empat pilar manajemen logistik, yaitu: lokasi acara (venue), alat olahraga, atlet, dan penggemar atau penonton.

Pada pilar manajemen logistik lokasi acara olahraga, Harold mendiskusikan tentang venue operations, sustainability and venue legacy, dan security. Khusus security di lokasi acara olahraga, baru ada tiga riset yang membahasnya, yaitu publikasi dari Whisenant (2003), Minis, Paraschi, dan Tzimourtas (2016), dan yang paling mutakhir adalah karya Hall, dkk. yang diterbitkan duabelas tahun yang lalu.

Herold dalam publikasinya yang diterbitkan pada 2021, menyebutkan, pengaturan operasional acara olahraga tingkat apa pun, baik global, nasional, maupun regional, sangatlah bergantung pada praktik manajemen logistik. Risetnya juga menjelaskan bahwa dari perspektif manajemen logistik venue, yang termasuk di dalamnya pengaturan arus lalu lintas orang dan peralatan di lokasi acara, sejauh ini telah diabaikan.

Terkait logistik venue, saat ini yang tengah menjadi perhatian masyarakat Indonesia dan dunia adalah tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur seusai pertandingan sepak bola antara tuan rumah Arema FC dengan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10).

Semua lapisan masyarakat, baik penggemar maupun non-penggemar sepak bola tentunya sangat berharap kejadian seperti ini tidak terulang di manapun. Maka manajemen logistik olahraga menjadi penting untuk diimplementasikan.

Masih menurut Herold dkk, acara komunitas ataupun olahraga menawarkan peluang yang besar untuk penelitian. Terkait logistik olahraga penelitian aktivitas di bidang koordinasi, penjadwalan, transportasi, dan mobilitas dianggap masih terbatas.

 

Libatkan Konsultan Logistik

Ilustrasi bermain sepak bola
Ilustrasi bermain sepak bola. (Pixabay)

Pengaturan acara olahraga dalam negeri mungkin sudah saatnya melibatkan konsultan logistik premium. Dari luar negeri kita bisa melihat EFM Global Logistics yang sukses mengatur tournament logistics untuk AFC Asian Cup di UAE pada 2019.

Contoh lainnya adalah DB Schenker yang menyatakan keahliannya dalam menangani acara dengan berbagai skala termasuk olahraga internasional seperti pertandingan olimpiade dan paralimpiade, Piala Dunia FIFA, Asian Games, dan masih banyak lagi.

Memanfaatkan jasa konsultan memang memakan biaya tinggi dan berpotensi menggerus keuntungan yang diperoleh penyelenggara acara. Namun, tidak ada istilah mahal jika menyangkut urusan nyawa manusia.

Penulis: Yelita Anggiane Iskandar, Dosen Teknik Logistik Universitas Pertamina

<p>Yelita Anggiane Iskandar, Dosen Teknik Logistik Universitas Pertamina</p>

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya