APM Dukung Penggunaan Pertalite

ATPM di Indonesia memasarkan mobil dengan spesifikasi mesin menggunakan bensin beroktan 90, 92, atau 95.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 23 Apr 2015, 15:09 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2015, 15:09 WIB
Harga BBM Berbeda di Setiap Kota
PT Pertamina (Persero) menilai, pajak daerah melalui Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) menjadi penyebab terjadinya perbedaan harga BBM, Jakarta, Senin (19/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana PT Pertamina (Persero) merilis BBM beroktan 90 yang dinamakan Pertalite menimbulkan polemik di masyarakat. Ada yang menolak namun banyak juga yang mendukung seperti kalangan Agen Pemegang Merek (APM).

Dukungan terhadap Pertalite ini terkait angka oktan dari jenis BBM tersebut yang rekomendasi APM. Adapun bensin beroktan 88 tidak sesuai spesifikasi kendaraan yang dipasarkan di Indonesia.

"Kita selaku manufaktur mobil Toyota, saat ini mengeluarkan mobil tidak (untuk) menggunakan bensin RON 88. Mobil yang kita keluarkan di Indonesia direkomendasikan) menggunakan bensin RON 90, 92, atau 95," papar Dadi Hendriadi, General Manager Technical Service PT Toyota Astra Motor saat dihubungi Liputan6.com.

Lebih lanjut, Dadi menjelaskan bahwa bensin RON 88 kurang cocok dengan mesin mobil Toyota. Dengan adanya Pertalite yang memiliki RON 90 dinilainya lebih bagus.

Dadi pun menegaskan jika pihaknya selaku APM Toyota mengikuti regulasi pemerintah yang menetapkan standar emisi EURO 2. Ia memastikan mobil Toyota yang ada di Indonesia tidak hanya memasarkan kendaraan dengan standar emisi EURO 2 bahkan banyak diantaranya memiliki standar emisi di atas regulasi yang ditetapkan pemerintah.

"Ada beberapa mobil yang secara spesifikasi memiliki standar emisi di atas regulasi pemerintah. Namun pada dasarnya, emisi mobil sesuai atau tidak dengan standar EURO tidak hanya tergantung dari kendaraan tetapi juga dari BBM," tandasnya.

(ysp/sts)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya