Mobil Listrik dan Hybrid Terlalu Senyap, Pemerintah Bingung!

Dengan suara yang nyaris nol, potensi tabrakan mobil listrik atau hybrid dengan pejalan kaki justru meningkat 19 persen.

oleh Rio Apinino diperbarui 26 Nov 2015, 20:27 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2015, 20:27 WIB
Mobil Listrik dan Hybrid Terlalu Senyap, Pemerintah Bingung
Dengan suara yang nyaris nol, potensi tabrakan mobil listrik atau hybrid dengan pejalan kaki justru meningkat 19 persen.

Liputan6.com, Washington - Suara yang hampir senyap dari mobil hybrid dan listrik ternyata menimbulkan masalah. Pasalnya, dengan suara yang nyaris nol, potensi tabrakan dengan pejalan kaki justru meningkat 19 persen.

Melihat permasalahan ini, pemangku kebijakan Amerika Serikat (AS), dalam hal ini National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) putar otak. Mereka ingin adanya aturan yang membuat kecelakaan itu bisa diantisipasi.

Caranya, mereka merancang kebijakan yang membuat pabrikan mobil hybrid atau listrik harus melengkapi kendaraannya dengan sistem buatan penghasil kebisingan (artificial noise-making systems).

Sayangnya, regulator dipaksa untuk menunda pengesahan aturan itu sampai setidaknya Maret 2016. Pabrikan meminta adanya penyesuaian aturan. Menurut mereka, aturan ini terlalu rumit.

Akhirnya, didapat konsensus bahwa artificial noise-making systems hanya diaktifkan jika kendaraan melaju dengan kecepatan rendah.

Maret 2016 adalah batas waktu yang diberikan pemerintah bagi pabrikan untuk menciptakan teknologi yang disyaratkan. "Dibutuhkan koordinasi tambahan," ujar Departemen Transportasi menjelaskan soal penundaan aturan, dikutip dari The Guardian, Kamis (26/11/2015).

Aturan ini telah dibahas sejak 2010 lalu. Pada 2013, NHTSA mengatakan bahwa setidaknya pabrikan perlu mengeluarkan dana sekira US$ 23 juta di tahun pertama untuk mengembangkan alat berupa speakter eksternal tahan air.

(rio/sts)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya