Liputan6.com, Berlin - Jerman adalah salah satu negara maju pabrikan mobil kelas dunia. Meski demikian, hal ini tidak lantas membuat pemerintahnya gentar membuat kebijakan yang sepertinya bertentangan dengan industri otomotif.
Melansir Car and Driver, Rabu (9/12/2015), aturan baru menyebutkan bahwa 35 tahun lagi, tepatnya pada 2050, mobil bermesin bensin atau Diesel akan dilarang sama sekali. Padahal, sebagian besar produk yang dihasilkan pabrikan di sana masih menggunakan kedua jenis mesin itu.
Baca Juga
Kebijakan ini berkaitan dengan kesepakatan internasional. Diketahui, Jerman adalah anggota dari zero-emission vehicle (ZEV) alliance yang sepakat untuk melarang mobil berbahan bakar konvensional beroperasi pada 2050.
Untuk diketahui, selain Jerman, beberapa negara lain tergabung dalam aliansi ZEV adalah Belanda, Norwegia, dan Inggris. Sementara itu, negara bagian seperti California, Connecticut, Massachusetts, New York, Oregon, dan Vermont, juga melakukan hal sejenis, meski tidak masuk dalam aliansi.
Adapun tujuan dari kesepakatan ini adalah untuk mengurangi emisi kendaraan global hingga 40 persen. Selain itu, cara ini juga ditembuh untuk membantu memperlambat perubahan iklim yang sebagian besar disebabkan karena aktivitas manusia.
Lantas, apakah respon industri otomotif atas kesepakatan itu? Meski masih cukup lama, tetapi beberapa dari mereka telah mempersiapkan diri mengatasinya. Caranya, tentu dengan mengembangkan kendaraan yang tidak mengonsumsi bahan bakar fosil.
Salah satu pabrikan yang telah bersuara adalah Toyota. Pabrikan asal Jepang ini bahkan sudah menyiapkan rencana khusus untuk menghilangkan kendaraan kovensionalnya dari semua lineup. Beberapa energi alternatif yang dikembangkan adalah listrik, fuel cell, hingga hidrogen.