Liputan6.com, Jakarta - Berat. Kata itulah yang menggambarkan industri otomotif saat ini. Setelah Ford Motor Indonesia (FMI) menyerah, kini giliran PT Mabua Harley-Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia yang tak sanggup lagi menjadi agen motor gede (moge) asal Amerika itu.
Melalui surat yang mengatasnamakan Presiden Direktur PT Mabua Harley-Davidson Djonnie Rahmat, diketahui bahwa mereka resmi tak lagi memperpanjang keagenan Harley-Davison di Indonesia per 31 Desember 2015.
Dalam surat itu, Djonnie mengakui pelemahan rupiah terhadap dolar AS sejak 2013 hingga saat ini menyumbang peran terbesar. Terlebih lagi, kata dia, ada beberapa peraturan yang diterbitkan pemerintah tak menguntungkan bagi penjualan motor besar.
Berikut adalah petikan surat yang beredar di kalangan pewarta:
Kepada yang saya hormati seluruh unit usaha MRA Group
Dengan berat hati bersama ini diberitahukan bahwa PT Mabua Harley-Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia tidak memperpanjang keagenan Harley-Davidson di Indonesia, terhitung mulai tanggal 31 Desember 2015.
Selama beberapa tahun terakhir, iklim usaha pada sektor otomotif, khususnya di bidang motor besar, mengalami berbagai kendala, antara lain yaitu:
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang US Dollar, yang dimulai sejak pertengahan tahun 2013 dan berlanjut sampai dengan saat ini mencapai lebih kurang 40 persen.
Kebijakan pemerintah Republik Indonesia mengenai tarif bea masuk serta pajak yang terkait dengan importasi dan penjualan motor besar, antara lain:
a. PMK No 175/PMK.011/2013 tentang kenaikan tarif PPh 22 import dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen.
b. PP no 22 tahun 2014 tentang kenaikan pajak penjualan barang mewah dari 75 persen menjadi 125 persen.
c. PMK No 90/PMK.03/2015 tentang penetapan tarif PPh 22 Barang Mewah untuk motor besar dengan kapasitas mesin di atas 500 cc dari 0 persen menjadi 5 persen.
d. PMK no 132/PMK.010/2015 tentang kenaikan tarif bea masuk motor besar dari semula 30 persen menjadi 40 persen.
Total keseluruhan pajak untuk importasi motor besar mencapai hampir 300 persen, tidak termasuk bea balik nama dll-nya.
Faktor-faktor tersebut di atas telah mengakibatkan kelesuan pasar serta penurunan minat beli.
Untuk beberapa bulan mendatang, sebagai bentuk komitmen yang tinggi, kami tetap akan memberikan layanan purna jual serta penjualan suku cadang, dan lain-lain.
Ucapan terima kasih serta penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada Bapak Soetikno Soedarjo dan para pemegang saham MRA Group serta seluruh pihak, yang telah memberikan dedikasi serta dukungannya, sehingga PT Mabua Harley-Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia mampu menjadi bagian dari perkembangan Harley-Davidson di Indonesia sejak tahun 1997 sampai dengan saat ini.
Salam,
Djonnie Rahmat
Mabua Babak Belur Jualan Harley-Davidson di Indonesia
PT Mabua Harley-Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia tak sanggup lagi menjadi agen motor gede (moge) asal Amerika itu.
diperbarui 05 Feb 2016, 10:42 WIBDiterbitkan 05 Feb 2016, 10:42 WIB
Sejumlah model Harley-Davidson memang telah memiliki perangkat audio. Tapi bagi yang kurang puas, ini resepnya. ... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jika Ketemu Orang Tidak Sholat Jangan Disuruh Sholat, tapi Begini Caranya Kata Buya Yahya
Cerita tentang Cagar Alam Mutis Timau, Ibu Pemberi Kehidupan Pulau Timor
7 Pemain yang Bersinar usai Tinggalkan Manchester United, Berikutnya Marcus Rashford?
DPR Bisa Rekomendasikan Copot Kapolri hingga Pimpinan KPK, Bentuk Intervensi?
Sejarah Kopitiam, Budaya Ngopi yang Makin Eksis di Indonesia
Pro Kontra Pemulangan Reynhard Sinaga, Menko Yusril: Tugas Negara Beda dengan Sikap Pribadi
Arti Mimpi Positif Hamil: Pertanda Baik atau Buruk?
Menilik Strategi Alex Pastoor di Timnas Indonesia: Membangun Kemenangan dengan Bertahan dan Menyerang
Apa Arti Sakinah Mawaddah Warahmah: Pahami Konsep Pernikahan Ideal dalam Islam
AIA Indonesia Punya Bos Baru, Harsya Prasetyo Jadi Presiden Direktur
Kekerasan Seksual di Mesuji Lampung, Kakek Setubuhi 2 Anak Tetangga Berkali-kali
Stok Penyerang Makin Menipis, Arsenal dalam Situasi Sulit