Liputan6.com, Cangzhou - Hyundai Motor menghentikan sementara produksi di pabrik Cangzhou, Hebei, Tiongkok selama satu minggu, dimulai 24 Maret lalu hingga 1 April nanti. Hal ini disebabkan karena persoalan politik.
Dilaporkan Reuters, Senin (27/3/2017), Hyundai "ditargetkan" di Tiongkok karena negeri asalnya, Korea Selatan, menjalin hubungan kerja sama yang semakin intensif dengan Amerika Serikat (AS). Tiongkok merasa itu akan merugikan mereka.
Advertisement
Baca Juga
AS berencana mengembangkan sistem keamanan sekaligus sistem pertahanan misil bernama Terminal High Altitude Area Defence (THAAD). Tiongkok khawatir radar itu dapat menembus wilayahnya dan mengancam keamanan.
Hyundai merasa ini adalah keputusan yang tepat. Sebab jika tidak begitu, mereka akan semakin kesulitan berjualan. Tensi politik yang meninggi berimplikasi pada penjualan.
Analis industri mengatakan bahwa penghentian sementara ini mungkin bertujuan untuk memotong persediaan yang berasal dari perlambatan penjualan. Juru bicara Hyundai sendiri tidak ingin berkomentar lebih jauh soal ini.
Menariknya, perlambatan penjualan ini telah mereka rasakan bahkan sebelum keputusan untuk menghentikan sementara pabrik dilakukan. Senin ini misalnya, nilai saham mereka turun 3 persen. Begitu pula perusahaan afiliasi Kia Motor.
Bahkan, seorang pengaman dari Hi Investment & Securities, Ko Tae-bong, mengatakan bahwa penjualan Hyundai bakal menurun tahun ini.