Jual Mobil Hybrid Bukan Cuma Soal Infrastruktur

BMW Group mengatakan bahwa perlu waktu yang lama untuk menjual mobil hybrid di negara berkembang seperti Indonesia.

oleh Rio Apinino diperbarui 06 Apr 2017, 19:27 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2017, 19:27 WIB
MINI Countryman
MINI untuk pertama kalinya akan menyematkan varian mesin plug-in hybrid pada Countryman generasi kedua.

Liputan6.com, Jakarta - Hybrid adalah salah satu mesin alternatif yang ada di pasaran saat ini. Mesin ini adalah kombinasi antara dua penggerak, dan implikasinya adalah ia lebih hemat bahan bakar dan lebih ramah lingkungan.

Meski jelas keuntungannya, namun demikian bukan berarti ia bisa dijual sembarangan. Perlu kesiapan dari negara penerima.

Satu contoh adalah BMW Group Indonesia. Kemarin (5/4) mereka meluncurkan MINI Countryman baru bermesin konvensional. Padahal, di pasar global mobil MINI terbesar sepanjang sejarah ini juga tersedia dalam varian hybrid.

Countryman hybrid dilengkapi dengan mesin 1,5 liter bertenaga 136 Tk, serta motor listrik bertenaga 88 Tk. Sementara yang dijual di sini menggunakan mesin konvensional 1,5 liter turbo, direct injection, yang hasilkan tenaga 136 Tk dan torsi 220 Nm.

Jodie O'tania, Vice President Corporate Communication BMW Group Indonesia, mengatakan bahwa menjual mobil hybrid di sini bukan sekadar soal infrastruktur yang disediakan pemerintah saja, tetapi juga kesiapan aftersales dari pabrikan itu sendiri.

"Bukan hanya soal infrastruktur saja tapi juga aftersales. Jadi kami perlu mempersiapkan semua peralatan yang mendukung aftersales. Persiapan itu butuh waktu yang tidak sebentar," ujarnya, di Jakarta.

"Yang pasti untuk memperkenalkan teknologi hybrid di Indonesia, kami masih butuh waktu," tegasnya lagi.

BMW Group sebetulnya telah menjual satu produk hybrid-nya di Indonesia. Produk itu adalah BMW i8, yang diperkenalkan di ajang otomotif tahunan Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS), Agustus tahun lalu.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya