Liputan6.com, Jakarta - Memanfaatkan ajang Asian Games 2018, yang berlangsung 18 Agustus hingga 2 September, Telkomsel pamer teknologi 5G. Salah satu caranya, dengan membawa bus kecil atau shuttle nirsopir atau tanpa sopir di area Telkomsel 5G Experience Center di Zona 2, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.
Selama pesta olahraga paling bergengsi di Asia ini berlangsung, bus autonomous dengan daya tampung 12 penumpang ini juga bisa dirasakan langsung oleh pengunjung dan awak media, termasuk Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Kesan pertama saat melihat bus bermerek Navya ini, memang tidak sebesar ukuran bus pada umumnya. Dengan kelir merah dan tertempel branding dari salah satu penyedia layanan telekomonikasi di Indonesia ini yang bekerja sama dengan perusahaan distributor bus asal Prancis ini, yang bermarkas di Singapura, ST Engineering.
Untuk kabinnya, terdapat dua sisi kursi penumpang yang saling berhadapan. Dengan masing-masing sisi memiliki bangku untuk empat penumpang yang saling berdekatan, dan juga tali pegangan untuk penumpang yang berdiri masing-masing dua di setiap sisinya.
Untuk segi keselamatannya, bangku penumpang dilengkapi seatbelt. Dan karena bus ini didatangkan khusus untuk Telkomsel, suasana di dalam kabin diubah dengan penempatan layar televisi untuk streaming dan juga kamera 360 untuk penumpang yang hendak selfie atau mengabadikan momen setelah mencoba bus yang dilengkapi dengan teknologi kombinasi Lidar (Light Detection and Ranging), AI (Artificial Intelligent), dan tentunya teknologi 5G.
Meskipun bus kecil ini beroperasi tanpa sopir, ada satu operator di dalam bus yang bertugas untuk mengawasi dan juga memastikan tingkat safety saat bus berjalan.
Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Saat duduk di dalam bus, operator langsung meminta penumpang memasang seatbelt. Kemudian, bus mulai berjalan setelah sensor memastikan tidak ada halangan di sekitar bus, baik itu orang ataupun kendaraan lain.
Bus ini sendiri, sudah diatur berjalan tidak lebih dari 25 km/jam, meskipun sebenarnya bisa melaju hingga 40 km/jam untuk alasan keselamatan. Pasalnya, area yang digunakan untuk bus ini memang memiliki traffic yang cukup padat. Namun, dengan adanya shuttle bus yang membawa atlet atau penonton, serta orang yang berjalan kaki di sekitar area.
Bus tanpa sopir ini juga akan berhenti jika sensor membaca ada halangan, baik orang maupun kendaraan sekitar tiga atau empat meter.
Saat ada orang menyeberang atau mobil berhenti di depan, bus ini langsung berhenti. Namun, karena memang tidak dioperasikan oleh manusia, saat bus ini mengerem masih terasa kasar alias hardbreaking.
Namun jangan khawatir, sensor di bus ini benar-benar canggih. Karena saat ada orang yang menyeberang secara mendadak pun, bus akan berhenti dan tidak akan menabrak pejalan kaki.
Â
Advertisement