Airbag Eksternal Semakin Sempurna, Apa Kelebihannya?

ZF memperkenalkan airbag eksternal pada November 2018. Sampai saat ini, komponen tersebut terus dikembangkan. Bahkan, model terbaru sudah diperlihatkan di Memmingen, Jerman beberapa waktu lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2019, 19:00 WIB
Airbag Eksternal Sanggup Tekan Risiko Cedera?
Airbag eksternal sanggup tekan risiko cedera? (Autoblog)

Liputan6.com, Memmingen - ZF memperkenalkan airbag eksternal pada November 2018. Sampai saat ini, komponen tersebut terus dikembangkan. Bahkan, model terbaru sudah diperlihatkan di Memmingen, Jerman beberapa waktu lalu.

Sesuai namanya, perangkat keselamatan berupa kantung udara ini, terletak di luar kendaraan. Posisinya memanjang di bawah bodi samping, tepatnya dari pilar A hingga C. Fungsinya, tentu saja sebagai penyerap tumbukan. Keberadaannya, diklaim bisa mereduksi kemungkinan terjadinya penetrasi sebesar 30 persen dan cedera penumpang hingga 40 persen.

Hadirnya inovasi ini, dilatarbelakangi banyaknya korban akibat tabrakan samping. Insiden jenis ini, bahkan diungkapkan sebagai paling berbahaya. Setidaknya, 700 kematian yang terjadi di Jerman tiap tahunnya disebabkan olehnya. Korban, kebanyakan mengalami kerusakan parah pada area dada karena tertekan cukup keras.

“Kami menekankan perangkat keselamatan ini (airbag eksternal) memiliki potensi signifikan dalam mengurangi cedera akibat tabrakan samping,” ucap Uwe Class, Head of Safe Mobility System department ZF.

 

Dilengkapi Berbagai Pendeteksi

Cara kerja kantung udara eksternal ZF terbilang canggih. Lantaran terhubung dengan serangkaian perangkat pendeteksi, seperti kamera, radar dan lidar (sonar), sistem bisa membaca kemungkinan terjadinya kecelakaan. Bila terdapat benda yang terdeteksi akan menabrak sisi mobil, secara otomatis airbag dikembangkan untuk menghalau objek.

Pengembangan perangkat ini tidaklah mudah. Pasalnya, ZF harus bisa menciptakan sistem yang dapat bereaksi cepat dan tepat. Dibutuhkan hanya 150 milidetik baginya untuk memutuskan dan mengisi airbag dengan udara. Kecepatan ini setara dengan mata yang berkedip. Kesalahan pendeteksian juga tidak boleh terjadi, karena membahayakan pengguna kendaraan. Guna mendukungnya, ZF sampai menyematkan algoritma khusus.

Rintangan lain yang harus dihadapi ZF, ada pada solusi pengembangan. Dengan waktu sesingkat itu, sistem harus bisa mengisi kantung udara yang ukurannya lebih besar dari komponen di dalam kabin. Kurang lebih volume kantung mencapai  280 sampai 400 liter, atau lima hingga delapan kali kapasitas kantung airbag pengemudi (tergantung tipe kendaraan).

Hadirnya kantung udara eksternal ini, sebenarnya membuka peluang bagi pengembangan perangkat keselamatan lainnya. Bukan karena airbagnya, melainkan sistem pendeteksinya. Ia bisa disandingkan untuk mengembangkan komponen keamanan lainnya seperti sabuk pengaman.

 

Detektor Pra-kecelakaan

Dengan adanya detektor pra-kecelakaan, ACR8 Active Control Retractor, alat yang mengontrol seat belt lebih bergerak aktif dalam menyiapkan, mengingatkan atau menjaga posisi penumpang agar tetap aman, tepat sebelum terjadi tumbukan. Ini tentunya meningkatkan keselamatan pengguna kendaraan.

Walau sudah diperlihatkan kinerjanya, sayangnya belum diketahui kapan airbag ini dipasarkan. Apakah mobil di Indonesia bakal memakainya?

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya