Liputan6.com, Jakarta - Medio 1970-an industri otomotif tengah dihadapkan dengan regulasi baru terkait gas buang dan efisiensi bahan bakar yang ketat. Menjawab tantangan tersebut, salah satu pabrikan mobil asal Jepang, Nissan menghadirkan tren mesin turbo di Negeri Matahari Terbit.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Liputan6.com, pada 1979, Nissan meluncurkan Cedric atau Gloria 430, sebagai sedan mewah pertama yang disematkan mesin turbo di pasar Jepang.
Advertisement
Baca Juga
Langkah berani Nissan dengan mesin turbo ini, tidak hanya menghasilkan tenaga besar dari kapasitas mesin yang kecil, tapi juga teknologi hemat bahan bakar.
Jadi, dengan terobosan tersebut, Nissan berhasil mendapatkan sertifikasi pemerintah di bawah regulasi yang ketat pada masanya.
Berbicara spesifikasi mesin, unit turbo L20ET berkapasitas 2.0 liter ini pertama kali disematkan di Nissan Cedric dan Nissan Gloria pada Desember 1979, sebagai yang pertama di pasar Jepang.
Inovasi perdana ini membuat Cedric atau Gloria seri 430 dinobatkan sebagai Car of The Year di Jepang pada 1979.
Pada awalnya, penemuan-penemuan seperti ini terlihat mustahil sampai akhirnya karyawan-karyawan Nissan berinovasi dan berhasil mewujudkannya.
Berdasarkan semangat masa lalu tersebut, Nissan hingga saat ini masih berinovasi membuat teknologi yang jauh lebih canggih untuk masa depan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penjualan Turun Bebas Akibat Covid-19, Nissan Pangkas Produksi Mobil
Nissan Motors berencana untuk mengurangi produksi sebanyak 30 persen secara global hingga Desember 2020. Hal tersebut, karena penurunan penjual akibat pandemi Corona Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh negara di dunia
Melansir Reuters, Senin (20/7/2020), menurut sumber internal pabrikan asal Jepang ini berencana untuk memproduksi hanya sekitar 2,6 juta unit sepanjang April hingga Desember 2020.
Â
Advertisement
Turun DIbanding Periode yang Sama Tahun Lalu
Jumlah tersebut, turun dibanding periode yang sama sekitar 3,7 juta unit. Sementara itu, sepanjang tahun fiskal Nissan memproduksi sebanyak 4,6 juta unit.
Nissan sendiri masih menolak untuk mengomentari kabar pemotongan produksi tersebut, karena belum mengumumkan perkiraan penjualan tahun ini.