Liputan6.com, Jakarta - Hyundai kembali mencoba peruntungan dengan memasuki pasar Jepang. Kali ini, jenama asal Korea Selatan itu datang hanya dengan strategi penjualan baru melalui platform online dan model mobil listrik.
Dilansir dari YonhapNews, Hyundai kembali ke pasar Negeri matahari Terbit setelah 12 tahun. Sebelumnya, pada 2001, pabrikan negeri Ginseng ini berjualan di Jepang dan kemudian memutuskan untuk undur diri setelah hanya menjual 15 ribu unit mobil bensin.
Baca Juga
"Hyundai berusaha untuk menyediakan mobilitas yang berkelanjutan. Jepang adalah pasar dari mana kita harus belajar dan ke mana kita harus mengeksplorasi," jelas CEO Hyundai Chang Jae-Hoon dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Hyundai berencana untuk menerima pesanan untuk dua model, yaitu Hyundai Ioniq 5 dan Nexo pada Mei dan mengirimkan unitnya pada Juli 2022. Sementara itu, Hyundai sendiri tidak mematok target penjualan di Jepang pada tahun pertama kembali.
Sebagai informasi, pada Februari 2021, Hyundai telah meluncurkan Ioniq5, sebuah model pertama yang dibangun dengan platform listrik milik Hyundai Motor Group. Diharapkan, model ini mampu bersaing dengan mobil listrik milik Toyota, bZ4X dan SUV Ariya dari Nissan.
Hyundai sendiri, berencana untuk merilis lebih banyak kendaraan tanpa emisi di Jepang. Bahkan, perusahaan telah mengubah nama anak perusahaannya di Jepang, menjadi Hyundai Mobility Japan dari Hyundai Motors Japan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasokan Chip Membaik, Produksi Hyundai Diprediksi Pulih pada 2022
Hyundai Motors memperkirakan produksi kendaraan akan pulih pada paruh pertama 2022. Hal tersebut, karena kekurangan chip semikonduktor secara global diperkirakan akan mulai teratasi secara bertahap mulai kuartal kedua.
"Normalisasi pasokan dan permintaan chip mobil diharapkan pada kuartal ketiga, ketika kapasitas perusahaan pembuat diperkirakan meningkat," ujar Wakil Presiden Eksekutif Hyundai, Seo Gang Hyun dilansir Automotive News.
Sementara itu, kekurangan masih akan berlanjut sepanjang kuartal pertama 2022 karena penyebaran varian omicorn.
Selain itu, akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan di Asia Tenggara yang juga mengakibatkan masalah sumber chip, dan berpengaruh terhadap penjualan Hyundai menjadi kurang dari 4 juta kendaraan yang ditargetkan pada 2021.
Hyundai dan afiliasinya Kia, bersama-sama di antara 10 pembuat mobil teratas dunia berdasarkan penjualan telah memperkirakan lonjakan 12,1 persen dalam penjualan global gabungan untuk 2022.
Advertisement