Liputan6.com, Jakarta - Toyota Motor Corp menjual sebanyak 10,5 juta unit kendaraan pada 2022. Demikian dilaporkan oleh Reuters, Selasa (31/1/2023).
Dengan pencapaian tersebut, pabrikan asal Jepang ini, mempertahankan gelarnya sebagai pembuat mobil terlaris di dunia untuk tiga tahun berturut-turut.
Baca Juga
Penjualan global untuk grup Toyota, termasuk Hino dan Daihatsu, di luar negeri turun tipis 0,1 persen dengan total 8,6 juta unit. Namun, penjualan di dalam negeri sendiri, turun lebih besar, sebanyak 9,6 persen yang hanya menjadi 1,9 juta unit.
Advertisement
Sementara itu, saingan Toyota, yaitu Volkswagen melaporkan penjualan terendahnya dalam kurun waktu satu dekade pada tahun lalu, sebanyak 8,3 juta unit. Hasil tersebut, karena faktor lockdown Covid-19 di Cina, dan perang antara Rusia dan Ukraina yang membuat rantai pasokan komponen menjadi terganggu.
Sedangkan beberapa kendala pasokan terkait chip semikonduktor, tetap berpengaruh terhadap Toyota. Namun, permintaan yang kuat serta peningkatan kapasitas produksi serta optimalisasi di Asia dan Amerika Utara membantu jenama asal Negeri Matahari Terbit ini meningkatkan produksi global sebesar 5 persen pada 2022.
Toyota pada November 2022, merevisi perkiraan produksinya untuk tahun fiskal hingga maret 2023 menjadi 9,2 juta unit dari target awal 9,7 juta unit.
Ini Alasan Indonesia Masih Kalah dari Thailand Soal Ekspor Mobil
Di wilayah Asia Tenggara, Produksi mobil di Indonesia memang masih kalah dengan Thailand. Berdasarkan data ASEAN Automotive Federation, per November 2022, Thailand mampu memproduksi mobil sebanyak 1.790.082 unit atau meningkat 16,9 persen dibanding periode yang sama pada 2021 sebesar 1.531.337 unit.
Indonesia berada di posisi kedua, dengan produksi sebanyak 1.330.238 unit pada 11 bulan 2022. Jumlah tersebut, mengalami kenaikan sebesar 32,5 persen dibanding 2021 yang hanya 1.003.581 unit.
Menanggapi hal tersebut, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menilai produksi yang cukup besar di Negeri Gajah Putih lantaran didorong oleh permintaan ekspor yang juga besar.
"Target ekspor Thailand negara negara-negara maju, dengan tingkat ekonomi mapan. Sedangkan Indonesia, negara-negara berkembang. Kalau jumlah, kita memang kalah tapi secara pertumbuhan angka, kita sangat potensial," ujar Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN, saat ditemui Liputan6.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Bob juga yakin, jumlah produksi mobil di Indonesia akan terus meningkat. Selain itu, ekpor dan pasar domestik juga akan akan lebih besar pada waktu mendatang.
"Prospek konsumsinya kan pasti naik, itu yang kita bidik saat ini. Selain ekspor, juga didukung pasar domestik yang kuat," tandasnya.
Advertisement