Mobil Anak Bangsa Berharap Segera Ada Baterai Buatan Lokal

Salah satu pabrikan kendaraan komersial listrik di Indonesia, Mobil Anak Bangsa (MAB) akan terus meningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

oleh Arief Aszhari diperbarui 10 Mei 2023, 14:03 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 14:03 WIB
bus listrik
Bus listrik MAB. (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pabrikan kendaraan komersial listrik di Indonesia, Mobil Anak Bangsa (MAB), berupaya untuk terus meningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dengan begitu, pabrikan milik Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko itu berharap akan segera ada baterai buatan lokal.

Direktur Utama PT MAB, Kelik Irwantono mengatakan, dengan penggunaan baterai lokal dapat meningkatkan TKDN secara signifikan. Pasalnya, komponen baterai sendiri memiliki bobot paling besar, yaitu 35 persen.

"Ya saya berharap nanti adalah (baterai produksi lokal), seperti CATL. Saya juga kan bertanya, mereka masih ngobrol dengan pemerintah. Investasi kan tergantung juga suplai bahan baku, dan kalau mereka produksi di sini, saya bisa tidur nyenyak TKDN lewat 40 persen," ujar kelik, saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Kelik menambahkan, saat ini TKDN MAB sudah mencapai 35 persen. Hal tersebut, memang masih berdasarkan hitung-hitungan secara internal, dan sertifikasinya sendiri memang belum keluar.

"Ini sedang diproses sertifikat TKDN, saya harapkan mudah-mudahan keluar bulan ini," tegasnya.

Sementara itu, MAB sendiri tetap ingin mengejar insentif pembelian bus listrik yang diberikan oleh pemerintah. Nantinya, jika memang TKDN MAB mencapai minimal yang disyaratkan oleh pemerintah, yaitu 20 hingga 40 persen maka harga bus listriknya tersebut akan mendapatkan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) sebesar 5 persen, sehingga hanya membayar 6 persen.

"Paling tidak start 20 persen, segini saja sudah dapat pengurangan PPN 5 persen, jadi yang diuntungkan bukan kita, tapi kustomer karena harganya berkurang. Makannya sertifikasi TKDN kita harapkan ini bisa dapat jadi yang diuntungkan bukan MAB tapi customer kita sehingga akhirnya akan lebih kompetitif," pungkas Kelik

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Moeldoko Sebut Insentif PPN Kendaraan Listrik Bisa Percepat Ekosistem EV di Indonesia

Ketua Umum Perkumpulan Industri kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), yang juga Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut kebijakan pemerintah terkait pemberian insentif kendaraan listrik optimistis mampu mempercepat pembangunan ekosistem di Tanah Air. Pasalnya, subsidi ini akan membuat industri dan pasar mobil, motor, dan bus listrik akan lebih menggeliat.

"Pemberian insentif PPN tersebut merupakan komitmen pemerintah dalam mengikuti perkembangan dunia akan transisi energi bersih dengan penggunaan kendaraan listrik," kata Moeldoko saat soft launching Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023, di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (6/5/2023).

Menurut Moeldoko, persaingan kendaran listrik dunia sudah mulai berjalan di Indonesia. Karena itu, sudah saat kerja keras dilakukan untuk mengikuti tren dunia saat ini terhadap mobil listrik.

“Saya khawatir kita jadi tertinggal dan ujung-ujungnya menjadi pasar industri kendaraan listrik dari luar negeri," ujar mantan Panglima TNI ini 2013-2015.

Moeldoko yang juga Ketua Umum Periklindo meminta semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun industri terus bergerak secara simultan untuk menyiapkan dan mewujudkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Selain itu, ia juga mendorong media massa untuk ikut berperan penting dalam memberikan penjelasan dan edukasi lebih detail kepada masyarakat tentang kendaraan listrik.

"Pemahaman masyarakat tentang kendaraan listrik masih rendah. Di sinilah media berperan menjadi jembatan antar industri dengan masyarakat," dorong Moeldok

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya